tugas metopen ., Pendekatan

10. Pendektan

Mediyan Pratama
Institut Agama Islam Negeri Metro
Mediyan_13@gmail.com


Selama ini kita memahami pendekatan itu hanyalah sekedar suatu hal yang dilakukan untuk sesuatu yang dituju. Salah satu hal kenyataan dari pendekatan banyak sekali persi dan pemahaman yang kini berbeda-beda. Salah satu pendekatan yang mungkin asing sekali kita dengar yaitu pendekatan humanistik dalam pendidikan.
Pendekatan humanistik adalah sebuah pendekatan pendidikan yang mengacu pada filosofis belajar humanisme.menurut teori penndidikan humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia[1]. Dalam pendekatan humanistik dimaksud yaitu pendekatan yang memahami manusia sebagai manusia. Penelitian ini bertujuan mengetahui sejauh mana pendekatan humanisti dalam kurikulum. Namun pendektan tidak hanya itu saja ada banyak lagi pendektan. Namun dalam pendekatan humanistik ini manusialah yang menjadi objek utama, dan juga sebagai subjeknya. Ketika kita pahami ternyata pendektan humanistik ini begitu erat hubunganya dengan manusia.
Pendekatan multikultural, adalah salah satu pendektan yaitu suatu pendekatan analisis yang mencakup pengalaman yang membentuk persepsi umum terhadap usia, gender, agama, status sosial ekonomi, identitas budaya, bahasa, ras, dan mereka yang berkebutuhan khusus[2]. Jadi dalam pendekatan multikural ini untuk mendeskripsikan pembentukan pengalaman persepsi manusia. Pendekatan ini untuk suatu pencarian kerohanian dan kembali pada hakikatnya. Dimana pendekatan ini memberi makna terhadap kehidupan masyarakat modern sejalan dengan pengaruh globlaisasi. Ini semua untuk mencapai pembentukan pengalaman secara humanis yang berbeda-beda. Dalam pendektan ini perbedaanlah yang sangat condong sekali sebagi suatu permasalahan dalam suatu pendekatan. Akan lebih kita pahami lagi saat kita bisa memeiliki begitu banyak pengalaman sehingga kita mudah melakukan pendekatan multikural ini. Selain sebagai sarana silatuhrohmi pendektan juga adalah sebagai sarana atau tranfortasinya ilmu dengan perbedaan kita akan memperoleh banyak pengetahuan.
Pendekatan masih banyak macamnya kali ini juga ada dua macamnya dalam penelitian yaitu pendekatan non ilmiah dan pendekatan ilmiah. Yang mana pendekatan ini masih terbagi-bagi. Pendekatan non ilmiah di bagi beberapa bagian yang banyak sekali digunakan. Hampir berbeda dengan pendekatan ilmiah sehingga pendekatan ini dibedakan menjadi pendekatan non ilmiah dan pendekatan ilmiah.
Pendekatan non ilmiah banyak digunakan, yaitu:1. Akal sehat, 2. Prasangka, 3. Intuitif, 4. Penemuan kebetulan dan coba-coba, dan 5. Pendapat otoritas ilmiah dan pikiran gratis[3] itulah macam-macanya pendekatan non ilmiah di mana dalam buku tersebut pengarang membaginya menjadi lima pilah-pilah bagian
1.        Akal sehat (common sense)
Akal sehat dan ilmu adalh dua hal yang berbeda sekalipun dalam batas tertentu, keduanya mengandung persamaan menurut kerlinger (1973) akal sehat yaitu rangkaian konsep dan bagan konseptual untuk memuaskan bagi manusia pengguna. Sedangkan konsep itu yaitu kata yang menyatakan abstraksi yang menyama ratakan dari beberapa hal khusus. Contohnya salah satu di abad 19 an, menurut suatu akal sehat banyak diyakini pendidik, hukuman suatu hal utama untuk pendidikan. Ternyata dalam hal psikologi bahwa bukanlah suatu hukuman yang merupakan menjadi idiologi pendidikan, melainkan suatu ganjaran.
2.        Prasangka
Pecapaian pengetahuan secara akal sehat diwarnai oleh kepentingan orang yang melakukanya. Hal yang demikian itu yang menyebabkkan akal sehat mudah beralih menjadi prasangka. Mengapa demikian karena seseorang cendrung mempersempit apa yang dia amati dan seringkali menjadikan orang lain menjadi titik tumpuan untuk suatu pendapat.banyak sekali orang hanya cendrung mengamati hubungan dua hal sebagai sebab akibat alam sebuah hubungan yang langsung dan sederhana, padahal yang diamati merupakan dari beberapa bagian-bagian hal lainya. Dengan akal sehat seseorang sangat sering menyama ratakan, yang kemudian menjadi prasangka.
3.        Pendekatan intuitif
Dalam pendekatan intuitif orang menentukan “pendapat” mengenai sesuatu berdasarkan pengetahuanyang llangsung atau didapat dengan cepat melalui proses yang tidak disadari atau yang memberikan penilaian tampa didahului renungan. Tidak ada langkah-lagkah yang sistematik dan juga terkendali dalam hal-hal ini. Banyak sekali terkaang seseorang berpraanggapan sebelum mengetahui keadaan yang sebenarnya. Terkadang sering kali dali-dalil dari sesorang yang berpraanggapan cocok dengan nalar otak, namun belum tentu cocok dengan pengalaman atau suatu data empiris yang di peroleh.
4.        Penemuan kebutulan dan coba-coba
Sepanjang sejarah manusia, penemuan secara kebetulan itu banyak terjadi dan banyak di antarnya yang sangat berguna. Misalnya magnet, magnet ditemukan dengan tidak sengaja yang dimana ada seorang pengembala yang sedang mengembala tidak sengaja menemukan batu magnet yang ujung pecut gembalnya yang menempel pada sebuah batu. Walaupun penemuan itu di temukan secara kebetulan namun sampai saat ini magnet sangat-sangat berguna untuk kehidupan kita saat ini. Salah satu dari contoh kegunaan magnet itu sering sekali di jumpai pada salon speker. Penemuan ini sangatlah berguna namun penemuan ini ditemukan bukan melalui pendekatan ilmiah. Penemuan yang ditemukan secara kebetulan memang dperoleh tampa susunan sebuah rencana, tidak pasti, serta tidak ada langkah-langkah yang sistematik dan terkontr ol sebelumnya.
Penemuan coba-coba di peroleh tampa kepastian akan di perolehnya sesuatu kondisi tertentu atau sesuatu pemecahan masalah. Suatu usaha yang dilakukan coba-coba pada umumnya adalah serangkaian uji coba tanpa kesadaran akan pemecahan permasalahan tertentu.  Pemecahan ini terjadi setelah dilakukan beberapa rangkaian usaha yang berbeda ,dan lebih maju dari pada awalnya.
5.        Pendapat otoritas ilmiah dan pikiran kritis
Otoritas ilmiah adalah orang-orang yang biasanya telah menempuh pendidikan formal tertinggi atau yang mempunyai pengalaman kerja ilmiah dalam sesuatu bidang yang cukup banyak. Otoritas ilmiah ini sering kali bahkan kebanyakan di peroleh melalui pengalaman kerja yang memang dia sudah ahli dalam bidang usaha-usaha yang cukup banyak. Namun tidaklah semua pendapat otoritas itu selamanya benar adakalanya itu salah karena beberapa sudut pandang. Ada kalanya pula atau bahkan sering, dikarenakan pendapat tersebut tidaklah berasal dari sebuah penelitian, melainkan hanya berasal dari sebuah pemikiran logis. Dan sekiranya itu benar itu semua dilihat darimana sudut pandang untuk memahaminya.

Pendekatan ilmiah pengetahuan yang diperoleh dengan pendekatan ilmiah diperoleh melalui penelitian ilmiah dan diabngun atas teori tertentu. Teori ini bekembang melalui suatu penelitian ilmiah, dengan penelitian yang sangat sistematik dan terkontrol oleh data empiris. Dan juga data tersebut dapat di uji hal kemantapan internalnya. Berati, jika penelitian ulang dilakukan orang sesuai langkah-langkah yang sama pada kondisi yang tidak berbeda , akanlah diperoleh hasil yang consisten. Suatu langkah-langkah penelitian yang terartur dan terkontrol yang sangat terpolakan sampai dengan batas tertentu yang sudah diakui umum. Pendekatan ilmiah menghasilkan kesimpulan yang serupa hampir setiap orang, karena pendekatan tersebut tidak diyakini dengan keyakinan pribadi, bias, dan pearasaan. Cara menyimpilkanya objektif.
   Penelitian akan memperoleh hasil jika saja kita dapat memahami dasar-dasar dari apa yang sedang diteliti dan apa saja problem yang akan dihadapi. Dalam sebuah penelitian pendekatan berperan aktif karena melalui jalur sebuah pendektan itulah kita bisa memahami apa solusi dari sebuah problem. Pendekatan budaya misalnya, banyak sekali pemahaman tentang apa itu pendektan budaya. Namun sejatinya hubungan antara bahasa dan budaya memberikan tempat untuk pendekatan itu semua berlaku untuk sebuah penelitian bahasa dan presfektif budaya[4]. Dalam pendektan ini bahasa pun berperan penting kenapa demikian? Munkin itu bisa dijawab oleh semua kalangan kenapa bahasa turut berperan penting, karena suatu komunikasi itu bisa terjalin jika satu dan yang lainya mengerti lalu bagaimana suatu komunikasi akan terjadi jika bahasa saja kita tak paham. Indahnya suatu bahasa itu juga dipengaruhi dari bagaimana orang lain bisa memahami bahasa yang kita sampaikan.
   Dalam sebuah penelitian bahasa sangatlah membantu kita untuk melakukan suatu pendekatan. Saat pendektan itu terjalin baik dengan bahasa yang bisa saling dipahami akan membentuk suatu kebudayaan itu sendiri dalam sebuah pendekatan. Dari apa yang kita pahami bahwasanya pendektan akan lebih efektif jika saja bahasa dan budaya bisa saling bersingkronisasi dengan baik. Taukah kita semua bahwasanya manusia mempunyai ciri khusus yang membuat berbeda dari makhluk lain yaitu suatu kemampuan untuk menandai aneka benda dan peristiwa secara simbolik[5]. Bahasa inilah yang disebut kekayaan dalam sebuah makna. Bahasa menurut para ahli  memandang makna kata yang sangat subyektif dan tidak pernah tunggal.
   Pendekatan juga dapat dilihat dari pendektan sejarah sebelum itu kita pahami dulu artian kata sejarah. Asal kata sejarah banyak sekali macam-macam pengertian yang  menariknya ke dalam artian bahasa asalnya. Ada yang mengira dan mengartikan  berasal dari bahasa  Arab   yaitu   shajarat   yang  artinya  pohon   yang   bermakna  konotatif   sejarah   bagaikan  pohon   yang  sedang  tumbuh,   berkembang, berbuah, layu dan akhirnya mati. Di samping itu pula  kata sejarah dalam bahasa Inggris disebut history, yang asal artinya dari bahasa Yunani istoria  yang memiliki artian  ilmu[6]. Sejarah yang kita ketahui di era globlalisasi kini mulailah memudar, atau bisa kita pahami sudah mulai langka. Seketika sejarah itu hilang bagaimana penerus kita tahu apa tujuan dari pendahulunya. Sehingga penting sekali peranan sejarah dalam pendekatan, yaitu mendekatkan orang-orang sebelumnya dengan yang kini masih masih membahas keilmuan.
Kita juga harus mengetahui bahwasnya dalam pembelajaran juga ada dua pendekatan lagi dalam media pembelajaran Yaitu supervised dan unsupervised. Dalam suatu pendekatan unsupervised learning, metode yang dapat diterapkan tanpa adanya sebuah latihan (training) dan tanpa adanya guru (teacher)[7]. Guru adalah label dari data. Misalkan kita memiliki sekolompok pengamatan atau data tanpa suatu label (output) yang tertentu, maka dalam suatu unsupervised learning kita melakukan pengelompokkan data ke dalam beberapa kelas yang sekitranya dikehendaki. Ini dilakukan karena suatu  data yang adanya tidak mempunyai label. Label disini menandai kemana suatu data dikelompokkan. Untuk melakukan beberapa tugas(task), dapat menggunakan metode unsupervised learning.


[1] Nurul Afifah, “Pendekatan Humanistik Dalam Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran Fiqih,” Akademika: Jurnal Pemikiran Islam XVII, no. 2 (2011): 268.
[2] mukhtar hadi, “Agama Di Tengah Arus Globlalisasi (Sebuah Pendektan Multikultural),” Akademika: Jurnal Pemikiran Islam XVI, no. 01 (2011): 122.
[3] Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi - Oleh: Abdurrahmat Fathoni, diakses 1 Maret 2017, http://www.bukabuku.com/browses/product/9789795189466/metodologi-penelitian-teknik-penyusunan-skripsi.html.
[4] Simon Sabon Ola, “Pendekatan dalam Penelitian Linguistik Kebudayaan,” LINGUISTIKA 16, no. 31 (2009), http://ojs.unud.ac.id/index.php/linguistika/article/view/325.
[5] walfajri, “Peran Bahasa Dalam Hegemoni Politik, Sosial, Dan Budaya,” Akademika: Jurnal Pemikiran Islam XVI, no. 01 (2011): 52.
[6] Kharisul Wathoni, “Pendekatan Sejarah Sosial Dalam Kajian Politik Pendidikan Islam,” TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam 8, no. 1 (2014): 5.
[7] Hidayatulah Himawan, “Analisa Dan Perancangan Sistem Pembelajaran Online Menggunakan Metode Parsing,” Telematika 7, no. 2 (2015): 140, http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/telematika/article/view/421.

Comments