Sistem Pendidikan Islam Untuk Pecapaian Toleransi Umat


Sistem Pendidikan Islam Untuk Pecapaian Toleransi Umat

Mediyan Pratama
Institut Agama Islam Negeri Metro
Jl.Ki, Hajar Dewantara 15 A, Iringmulyo, Kota Metro, Lampung 34111

Abstrak
Setiap orang pasti akan melaksanakan sebuah proses yang mananya pendidikan, baik itu pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan formal terbgai menjadi beberapa kategori yaitu pendidikan umum dan pendidikan berbasis keagamaan. Pendidikan islam adalah suatu aktivitas yang mempunyai tujuan untuk mempersiapkan jasmani, rohani, akhlak, mental, akal yang mendorong manusia  untuk lebih maju nantinya kan bermanfaat untuk dimasyarkat.Kerukunan umat adalah suatu sikap atau sifat yang terdapat pada diri seseorang untuk membiarkan kebebasan kepada orang lain serta memberikan kebenaran atas perbedaan atas perdebatan sebagai pengakuan hak asasi manusia. Kerukunan diartikan adanya suasana persaudaraan dan kebersamaan antar umat meskipun mereka berbeda-beda secara suku,rasa, agama, budaya. Kerukunan juga bisa bermakna suatu proses untuk mejadi rukun lagi karena sebelumnya ada ketidak rukunan serta kemampuan dan kemauan untuk hidup bersama secara damai dan tentram.Studi pustaka adalah cara pengumpulan data serta informasi dengan meneliti dalam bentuk tertulis seperti jurnal, buku refrensi, serta dari sumber lain yang terpercaya baik dalam bentuk tulisan secara relevan dan berhubungan dengan permasalahan yang sedang di teliti.
Kata kunci: pendidikan islam, kerukunan umat

ABSTRAK
Everyone will undoubtedly carry out a process that is educational, be it formal or non formal education. Formal education goes into several categories: general education and religious education. Islamic education is an activity that has the purpose to prepare the physical, spiritual, morals, mental, intellect that encourages people to be more advanced later is useful for the community.Harmony of the ummah is an attitude or nature that is in a person to let freedom to others and give the truth to the difference of the debate as a recognition of human rights. Harmony is defined as an atmosphere of brotherhood and togetherness among people, although they vary by ethnicity, taste, religion, culture. Harmony can also mean a process to be harmonious again because previously there was a lack of harmony and the ability and willingness to live together peacefully and peacefully.Library study is a way of collecting data and information by researching in written form such as journals, refrensi books, as well as from other reliable sources in the form of writing is relevant and related to the issues being studied.
A.  Pendahuluan
Dalam pandangan islam manusi adalah mahluk yang unik. Keunikannkan terlihat dari bentuknya yang multi dimensi. Karena kesempurnaanya, allah memberikan keistimewaan-keistimewaan yang menyebabkan manusia tidak berhak meggungkuli manusia lainnya. Diantara keistimewaanya adalah manusia diangkat menjadi khalifah di muka bumi.
Jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam menjadikan sebagai negara muslim terbesar di dunia. Oleh karena itu, setiap rumusan pendidikan berawal dari konsep dasar manusia dalam berbagaidimensinya, yang merupakan refleksi dari pemikiran-pemikiran dinamis atau kenyataanempirik. Antara konsep dasar pendidikan dan konsep dasar manusia terdapat hubungan yang erat. Tanpa berorientasi pada masyarkat atau individu sebagai acuan dasarnya, rumusan-rumusan teoretis pendidikan akan mengalami stagnasi dan tidak berdaya dalam mengantisipasi perubahan. Praktik-praktik pendidikan tidak pelak lagi akan mengalami kegagalan, kecuali bila dibangun di atas konsep yang jelas mengenai sifat dasar manusia.
Dalam era sekarang ini banyak sekali orang yang kurang dengan adanya toleransi antar umat. Secara ideal, agama merupakan rahmat bagi seluruh alam sebagaibentuk cinta kasih Allah kepada makhluknya. Cinta kasih itulah yang semestinya direfleksikan dalam kehidupan melalui hubungan sosial, agar bisa saling mengenal.
Agama pada dasarnya tidak menjadi sumber konflik dalam kerukunan umat. Pemahaman umat terhadap agama dengan berbagai intervensi telah membawa konflik dan kekerasan . Konflik antar agama, sebagaimana yang telah terjadi di beberapa wilayah Indonesia, yang cenderung bersumber dari usaha pemuka agama mengembangkan agamanya. Tentu saja hal ini mudah dipahami mengingat ajaran agama masing-masing menuntut adanya penyampaian ajaran agama kepada masyarakat.
Persoalan di atas menjadi titik pangkal kesulitan dalam membangun kerukunanumat. Meyakini kebenaran agama masing-masing adalah satu keharusankarena bagian dari keimanan, namun menolak keberadaan orang lain yang berbeda keyakinan tidak serta merta mendapat justifikasi agama.
B.  Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulisan menggunakan metode studi pustaka. Metode penelitian adalah suatu cara untuk mendapatkan pengetahuan atau pemecahan suatu permasalahan yang akan di lakukan. Penelitian ini menggunakan cara pengumpulan data dengan mencari informasi melalui buku, majalah, koran yang bertujuan melalui landasan teori. Studi pustaka adalah cara pengumpulan data serta informasi dengan meneliti dalam bentuk tertulis seperti jurnal, buku refrensi, serta dari sumber lain yang terpercaya baik dalam bentuk tulisan secara relevan dan berhubungan dengan permasalahan yang sedang di teliti.
C.  Pendidikan Islam
Kata pendidikan berasal dari Al-Quran, sebgaimana banyak yang dikatakan para ulama dan penulis. Merupakan variasi dari beberapa kata yaitu, bersal dari kata al-tarbiyah yang memiliki makna tiga makna atau pengertian yang diantaranya adalah sebagai berikut: pertama. Al-tarbiyah berasal dari kata rabaa-yarbuu dengan arti zaada wa namaa, yang artinya bertambah dan berkembang. Pengertia al-tarbiyah tersebut didasarkan pada Al-quran surat Al-Ruum 30:39.
Kedua al-tarbiyah berasal dari kata robiya, yarba dengan arti nasya’a dan tara’ra’a yang bermakna tumbuhh, subur, dan berkembang, hal ini sejalan dengan firman yang telah di turunkan Allah yaitu pada Al-ruran surat Al-baqarah ayat 276. Ketiga al-tarbiyah berasal dari kata rabba yarubbu yang berarti memperbaiki dengan kasih sayang sehingga menjadi lebih baik lagi dari tahap ke tahap. Firman Allah dalam Al-quran surat Al-Isra  ayat 24.[1]
Pendidikan islam adalah pendidikan yang harus dilakukan secara umum agar tercapai tujuan pembelajaran yang jelas melalui syariat islam. Pendidikan islam berlaku secara menyeluruh dan hendaknya diarahkan untuk menyadarkan umat manusia bahwasannya diri mereka adlah hamba Allah yang berfungsi menghambakannya.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk dengan rata-rata beragama islam. Dengan mayoritas yang beraga islam maka tidak kemungkinan bahwa indonesia memiliki sistem pendidikan berbasis islam. Apabila berbicara tentang pendidikan islam maka tidak dapat terlepas oleh definisi atau pengertian pendidikan islam secara umum itu sendiri.
Sayid Sabik mendefinisikan pendidikan islam adalah sebagai suatu aktifitas yang mempunyai tujuan untuk menyiapkan peserta didik dari segi jasmani, rohani, dan akalnya sehingga menjadikan mereka anggota amsyarkat yang baik, berguna, bermanfaat baik untuk dirinya maupun di masyarkat. Omar Muhammad Al-Toumy al-Syaibany, menjelaskan pendidikan islam sebagai proses pengubah suatu tingkah laku yang pada diri individu maupun masyarkat.
Muhammad S. A Ibrahim mengartikan pendidikan islam adalah sebagai sistem pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi islam sehingga dapat dengan mudah untuk membentuk kehidupan dirinya sesuai dengan ajaran islam.[2]
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, pendidikan islam ialah merupakan proses bukan aktifitas yang bersifat instant. Dengan demikian, pendidikan islam merupakan upaya untuk menyeimbangkan, mendongkrak, serta mengajak masyarakat untuk lebih maju dengan berdasarkan nilai-nilai luhur dan kehidupan mulai sehingga terbentuk pribadi yang sempurna, baik berkaitan dengan akal, perasaan, maupun perbuatan.
Lembaga-lembaga pendidikan dan media masa memiliki peranan penting di dalam transformasi masyarakat beragama. Khususnya dalam konteks bagaimana cara masyarakat membangun tentang persepsi agama.
Dari bebrapa definisi di atas maka apat di simpuklan bahwa pendidikan islam adalahsebuah suatu aktivitas yang tidak bersifat instan. Yang maksutnya adalah sebuah upaya untuk meyeimbangkan, mendorong, serta mengajak manusia untuk lebih maju berdasarkan perkembangan zaman dan nilai-nilai luhur dan kehidupan yang telah mulai sehingga terciptalah bentuk pribadi yang sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, jasmani, maupun rohani.
Dari penjelasan tersebut maka pendidikan islam bisa di jadikan wadah suatu proses pembentukan generasi muda yang untuk memenuhi tujuan hidup dan menjalankan kehidupannya secara lebih baik, efektif, dan efesien. Di samping itu juga pendidikan islam juga memiliki tujuan untuk  membentuk membentuk manusia agar mempunyai kualitas yang tinggi baik di bidang akademik maupun non akademik serta mempunyai kualitas yang tinggi dalam bidang sosial. Lebih tepatnya adalah terbentuknya insan kamil. Berdasarkan rumusan tersebut menunjukkan bahwa pendidikan islam mempunyai tujuan yang luas dan dalam. Sebanyak dan seluas kebutuhan setiap manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial yang memiliki jiwa yang berlandaskan oleh nilai-nilai ajaran agama.
Pendidikan islam juga memiliki tujuan untuk menumbuhkan pola pemikiran dan kepribadian manusia yang bulat melalui latihan kejiwaan, kecerdasan otak, penalaran, perasaan, dan indera. Pendidikan islam harus melayani pertumbuhan manusia dalam semua aspeknya, baik dari aspek spiritual, intelektual, imajinasi, ilmiah, maupun bahasa. Pendidikan islam harus menunjang dan mendorong semua aspek kearah keutamaan serta tercapainya kesempurnaan hidup.
Dalam era sekarang ini banyak sekali sisitem pendidikan islam seperti: pondok, madrasah dan PTAIN. Lembaga-lembaga pendidikan memiliki peranan penting dalam transformasi masyarakat beragama khususnya dalam onteks bagaimana masyarkat tersebut membangun persepsi tentang agama.  Kehadiran gerakan organisasi islam serta modernitas pendidikan islam yang berlangsung pada awal abad ke- 20 an memiliki peran penting dalam membentuk kelompok sosial yang berintelektual muslim. [3]
Pendidikan Islam yang berlangsung dalam berbagai arena dan level mulai pesantren, madrasah, sampai perguruan tinggi Islam. Pesantren atau pondok adalah lembaga pendidikan tertua yang bercorakkan tradisional, tapi seiring dengan perkembangannya pesantren mengalami perubahan menjadi pendidikan yang berbasisi modern. Pesantren bahkan mampu menjadi lembaga pendidikan yang menjadi jembatan bagi kalangan kaum pelajar muslim. Sejalan dengan semakin berkembangnya pondok pesantren, semakin terpisahnya kelompok priyayi dengan muslim dengan seiring berkembangnya pendidikan modern pesantren menempatkan dirinya sebagai otokdi islam. Pada dekadenya pesantren juga meneguhkan dirinya sebagai lembaga pendidikan tradisional.
Pada awal abad ke-20 pendidikan mengalami perubahan-perubahan penting dari sistem pendidikan dibelanda, dan munculnya gerakan pembaharuan islam. Pada perkembangnya persantren menjadi inspirasi di kalangan pesantren untuk melakukan pembaharuan pendidikan dengan mengadopsi sistem pendidikan modern.
Pesantren di indonesia kemudian muncul menjadi lembaga pendidikan yang beragam, yaitu pesantren tradisional dan pesantren modren. Meski demikian, perlu di tegaskan bahwa di dalam kedua jenis pesantren tersebut pada perkembangannya dapat di jumpai lembaga-lembaga pendidikan islam yang modern seperti madrasah dan sekolah, serta perguruan tinggi. Sebagai lemabag pendidikan pesantren tidak pernah surut, pesantren terus mengalami kemajuan, bertambah banyak dan bertambah luas di seluruh indonesia. Dengan berbagai modifikasi dan implikasi dari interaksi denagn sistem pendidikan islam modern dengan sistem pendidikan umum. [4]
Sejak munculnya pendidikan madrasah atau sekolah madasah di indonesia didirikanlah kelompok-kelompok masyarakat sehingga lembaga pendidikan madrasah ini memiliki tradisi pendidikan panjang sebagai lembaga pendidikan yang mandiri. Sebelum kemerdekaan madrasah belum memiliki kepenguasaan, dan baru setelah kemerdekaan madrasah dan lembaga-lembaga pendidikan berada di naungan kementrian agama, lembaga pemerintahan yang memiliki otoritas dalam modernisasi madrasah. Dari sinilah kementrian agama mendorong untuk memodernisasikan pendidikan islam.
Berdasarkan undang-undang pendidikan, madrasah sekarang sudah menjadi pendidikan nasional indonesia. Madrasah sendiri di definisikan sebagai sekolah umum yang berciri khaskan agama islam, sebuah definisi yang mengintegrasikan madrasah agar lebih kesistem pendidikan modern. Lahirnya madrasah sebagai lembaga pendidikan yang modern merupakan peluang pintu masuk bagi masyarakat muslim untuk meningkatkan taraf pendidikan secara umum.
Pada tingkat perguruan tinggi yang menjadi tempat alumni pesantren ataupun madrasah untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. UIN dan IAIN adalah perguruan tinggi yang menjadi satu-satunya pilihan untuk melanjutkan pendidikan bagi alumni pesantren dan madrasah.
UIN dan IAIN merupakan perguruan tinggi yang penting untuk indonesia. Kehadinya tidak hanya memfasilitasi masyarakatislam dalam mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi, tetapi telah ikut mendorong perubahan-perubahan sosial keagamaan di indonesia.
Berkat dengan berkembangnya lembaga pendidikan islam di samping aspek-aspek lain pendidikan islam indonesia, menyaksikan lahirnya satu kelas menengah santri baru yang terpelajar yang sangat intensif dan bersentuhan dengan gagasan-gagasan modernitas. Mereka memasuki lapangan baru dalam kehidupan indonesia modern, dalam jajaran birokrasi, pekerja profesional, serta kalangan intelektual muslim. Dalam konteks ini, baik kaum muslim yang berlatar belakang budaya dari kalangan tradisional dan modern sama-sama memperoleh kesempatan untuk memasuki jennjang modern dan akhirnya dan akhirnya memasuki indonesia modern.
Hingga sekarang perguruan tinggi telah memproduksi kelompok intelektual muslim yang telah memberi kontribusi penting dalam membentuk wacana keislaman dan keindonesiaan. Tidak dapat dipungkiri bahwasannya wacana keislaman dan keindonesiaan juga mendapat kontribusi dari kelompok-kelompok intelektual muslim bahkan dari universitas-universitas umum.
Pendidikan islam seperti pesantren, madrasah dan UIN yang mengalami modernisasi yang merupakan bentuk dorongan utama terbentuknya kelompok sosial yang disebut dengan intelektual muslim. Mereka yang disebut dengan santri baru karena memiliki latar belakang santri sampai ke ruang publik dengan menciptakan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan pandangan dengan pendahulu mereka. Perbedaan tersebut terlihat dari beberapa diantaranya mengnyangkut dengan masalah orientasi politik.
Berbeda dengan santri terdahulu yang masih terikat dengan politik aliran, dimana penegasan simbol-simbol dan teks islam politik menjadi agenda utama perjuangan. Santri-santri baru lebih berorientasi pada islam kultural yang menekankan substansi dan fungsional nilai-nilai islam dalam kehidupan indonesia yang modern. Intuk inilah pandangan santri modern, gerakan islam harus diarahkan pada penguatan basis intelektual dan budaya agar masyarakat muslim mampu dengan mudah memasuki kehidupan modern indonesia.
Berdasarkan pengertian, fungsi dan sistem pendidikan islam maka ada fungsi dari pendidika islam sendiri. Fungsinya adalah memelihara dan mengembangkan fitrah dan sumber daya manusia menuju terbentuknya manusia seutuhnya, yakni manusia seutuhnya sesuai dengan pandangan islam. Jika mengacu kepada tugas dan fungsi pendidikan, maka tugas pendidikan dapat dibedakan dari fungsinya sendiri, yakni sebagai berikut: tugas pendidikan islam adalah membimbing dan mengarhkan pertumbuhan dan perkembangan kehidupan anak didik, dari satu tahap ke tahap yang lain sampai meraih titik kemampuan yang optimal.[5]
Sedangkan fungsi pendidikan islam sendiri adalah menyediakan fasilitas yang dapat memungkinkan tugas pendidikan berjalan lancar. Penyediaan fasilitas mengandng arti dan tujuan yang bersifat struktural dan fungsional.[6]
Pendidikan islam pada perkembanganya harus dapat dilaksanakan dalam kehidupan dalam dua idealitas. Pertama, sebagai institusi pendidikan harus dapat dikembalikan pada asalnya dan untuk masyarakat. Kerjasama antara lembaga pendidikan islam dan masyarkat harus dibimbing agar tercapainya tujuan kolaboratif. Kedua, pendidikan islam sebagai lembaga pendidikan yang berprestasi adalah sebagai pengawal jalanya sebuah sistem pembahararuan keilmuan dalam pendidikan islam.[7]

D.      Kerukunan Umat
Kerukunan berasal dari kata rukun, rukun berasal dari kata bahasa arab yaitu”rubuun” yang artinya tiang, asas-asas dasar. Jamak rukun adalah “arkan”. Artinya suatu tiang atau asas-asa dari bangunan sederhana yang terdiri dari berbagai unsur yang saling menguatkan. Kerukunan umat beragama adalah hubungan sesama umat baragama yang dilandasi dengan rasa saling pengerian, rasa saling toleransi, rasa saling menghormati dan menghargai dan kesetaraan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.[8]
Kerukunan berasal dari kata rukn (bahasa Arab) yang memiliki arti asas atau dasar. Dalam islam kerukunan diberi istilah yaitu “tasamuh” atau toleransi. Dan yang dimaksut dengan toleransi adalah kerukunan sosial terhadap kemasyarakatan. Mengutip Mukti Ali, toleransi berasalah dari bahasa latin tolerare yang memiliki arti menahan diri, sabar, berhati lapang, menghargai pendapat orang lain, menghargai keyakinan orang lain, pandangan serta agama. Dalam bahasa lain toleransi menurut Marwiati Mawaedi adalah suatu bentuk akomodasi yang tidak membutuhkan penyelesaian orang lain karena daribelah pihak saling menyadari dan menghargai situasi yang kondusif dalam kehiduoan bermasyarakat.[9]
Jadi kerukunan umat mengandung arti kesediaan untuk menerima perbedaan orang lain yaitu agama keyakina dari setiap individu maupun kelompok lain, ketersediaan memeberi kebebasan orang lain untuk mengamalkanajaran yang diyakininya, dan kemampuan untuk bersikap simpatidan empati pada suasana kekhusyukan yang dirasakan oleh orang lain. Denga arti lain, kerukunan umat beragama adalah terciptanya suatu hubungan yang harmonis dimansi, statis serta rukun dan damai antara sesama umat beragama.
Kerukunan umat beragama merupakan hubungan sesama manusia yang beragama yang dilandasi dengan asas toleransi, saling mengerti, menghormati, saling menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agama dan saling menjalin kerjasama dalam kehidupan masyarkat sehari-hari, berbangsa, bernegara di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.[10]
Bisa diartikan juga kerukunan umat adalah suatu kondisi sosial ketika semua golongan atau kelompok agama bisa hidup bersama tanpa ada rasa mengurangi hak dasar masing-masing untuk melaksanakan kewajiban agama. Masing-masing pemeluk agama yang baik haruslah hidup rukun dan damai. oleh Karena itu kerukunan antar umat tidak mungkin akan lahir dari sikap fanatik dan sikap tidak acuh atas hak keberagaman dan perasaan orang lain. Tetapi dalam hal ini tidak diartikan sebagai bahwa kerukunan umat memberikan ruang mencampur unsur-unsur tertentu dari agama yang berbeda, sebab hal itu merusak nilai agama itu sendiri.
Kerukunan umat juga bisa diartikansuatu sikap atau sifat yang terdapat pada diri seseorang untuk membiarkan kebebasan kepada orang lain serta memberikan kebenaran atas perbedaan atas perdebatan sebagai pengakuan hak asasi manusia. Kerukunan diartikan adanya suasana persaudaraan dan kebersamaan antar umat meskipun mereka berbeda-beda secara suku,rasa, agama, budaya. Kerukunan juga bisa bermakna suatu proses untuk mejadi rukun lagi karena sebelumnya ada ketidak rukunan serta kemampuan dan kemauan untuk hidup bersama secara damai dan tentram.
Kerukunan umat sendiri juga bisa diartikan dengan saling roleransi antar umat beragama. Dalam toleransi itu sendiri pada dasarnya masyarkat harus bersikap lapang dada dan menerima perbedaan-perbedaan antara umat beragama yang lain. Selain itu masyarkat menghormati satu sama lainnya mislanya dalam hal beribadah, memeluk agama yang satu dengan yang lainnya dan tidak saling menganggu.
Berdasarkan dari pengertian kerukunan umat tersebut hubungan sesama umat beragama dilandasi saling toleransi, saling mengerti, saling menghargai satu sama lain tanpa terjadinya benturan dan konflik. Adapun tujuan kerukunan umat terdapat pada agama itu sendiri sesuai dengan kaidah-kaidah agama serta merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari. diantaranya yaitu: pertama, memelihara persatuan dan rasa kebangsaan.[11] Dengan terwujudnya kerukunan hidup beragama, amka secara praktis ketegangan-ketegangan yang ditimbulka akibat perbedaan paham yang berpangkal pada kayakinan keagamaan dapat dihindari. Dapat dibayangkan jikalau pertikaian dan perbedaan paham terjadi diantara pemeluk agama yang beraneka ragam, maka ketertiban dan keamanan nasional akan tergnaggu. Tetapi sebaliknya jikakalu antar pemeluk agama saling rukun maka hal yang demikian akan dapat mewujudkan stabilitas nasional yang semakin baik.
Dari tahun ke tahun pemerintah senantiasa berusah untuk melaksanakan dan mensukseskan pembangunan dari segala bidangnya. Usaha pembangunan akan sukses apabila di dukung dan ditopang dengan segenap lapisan masyarakat. Sedangkan jika apabila umat begama selalu bertikai dnegan permasalah-permasalahan, saling mencurigai tentu tidak akan dapat mengarahkan kegiatan untuk membangun dan memelihara persatuan, bahkan akan dapat berakibat sebaliknya, yakni bisa menghambat pertumbuhan dan menghancurkan persatuan dan rasa kesatuan.
Membangun dan berusaha untuk memakmurkan setiap negara memang sangat dianjurkan oleh agama islam. Untuk memperoleh kemakmuran, kebahagiaan, kesuksesan, dan persatuan dalam segala bidang. Sala satu usahanya adalah dengan memkamurkan dan pembangunan selalu berkembang dengan baik maka kerukunan umat akan beragama akan sukses dan berhasil dalam setiap bidangnya.
Kedua, memelihara stabilitas dan ketahanan nasional.[12]Pada masa inidonesiadi jajah oleh belanda dan jepang. Semau lapisan masyarakat dari bawah sampai atas, dari sabang sampai marauke. Berjuag untuk mempertahankan negara kesatuan repubik indonesia guna memperoleh kemerdekaan dan terlepas dari belenggu jajahan jepang dan belanda.Setelah indonesia merdeka masyarakat indonesia berupaya untuk mempertahankan kemerdekaan baik dari setiap kalangan dan dari kalangan serta agama yang berbeda-beda. Dengan demikian umat beragama indonesia harus merasa terlibat serta bertangung jawab dalam pembinaan dan mempertahankan ketahanan nasional agar kesatuan serta persatuan negara tetap stabil.
Ketiga, mensukseskan pembangunan bangsa.[13] Disamping kemajuan teknologi dan perubahan globalisasi, yang diantaranya baik perubahan fisik dan non fisik. Perubahan fisik yanitu berupa tuntunan pembangunan kearah yang lebih baik lagi, melaksanakan pemabngunan dan pembaharuan inovasi serta emansipasi. Melakuakn pembaharuan dari semau segi kalangan dan keterbelakangan yang tradisional kepada kemamuan rasional. Hakikat dari tujuan pembangunan adalah memperbaiki dan meningkatkan harat dan martabat manusia. Agama bertujuan untuk membina serta mendidik umat manusia agar menjadi lebih baik lagi, dan diperlukan dalam proses pembangunan.
Perubahan non fisik adalah dimana indonesia didasarkan akan ketuhanan yang maah esa, yang mengrahkan manusia pada kesadaran moral bangsa denagn ajaran agama yang mereka anut. Ajaran yang diberikan oleh agama pada manusia menuntun hati nuraninya kearah yang lebih baik lagi serta membina mental dalam proses pembangunan bangsa. Oleh karena itu umat beragama dana ktivitas keagamaan merupakan dasar utama dalam pergerakan, memotivasi, dan mempengaruhi tercapainya tujuan pembangunan, dimana pembangunan adalah bertujuan untuk manusia, maka agama mewajibkan kepada umatnya untuk melakukan pembangunan.
Setiap agama yang ada dinegara manapun pasti tidak mengingginkan permusuhan, setiap manusia pasti selalu ingin menciptakan kedamaian dan kerukunan antara sesama manusia. Karena hal ini sangat dibutuhkan semua pihak guna untuk menciptakan kerukuanan dan kedamaian. Pada saat ini kalangan umat beragama di seluruh dunia pasti merasa penting untuk menumbuhkan rasa sikap sadar, toleransi, saling menghargai dan saling menghormati, saling mengadakan komunikasi mempererat hubungan tali silaturahmi sekaligus menghilangakan rasa permusuhan antara umat beragama.
Adapun unsur-unsur kerukunan umat adalah: pertama, menghargai pluralitas agama.Indonesia merupakan salah satu negara yang memmiliki tingkat pluralitas yang tinggi baik dalam bidang bahasa, maupun agama. Bagi negara yang pluralis di bidang agama seperti bangsa indonesia kerawanan dan ancaraman permusuahn yang terjadi antar umat yang dipicu oleh permasalahan agama yang sewaktu-waktu akan muncul jika tidak diantisipasi dengan baik. Pluralitas memiliki makna sebuah kenyataan bahwa negara ataupun daerah pasti memiliki pemeluk agama yang hidup secara berdampingan, saling membutuhkan satu sama lain.
 Menurut MUI pluralisme agama adalah suatu pemahaman yang mengajarkan bahwa semua agama itu sama dan karena kebenarannya setiap agama adalah relatif, oleh karena itu setiap umat yang memeluk agama bahwasannya tidak boleh mengklain bahwa agamanya saja yang benar, sedangkan agama lain salah. Pemahan ini disepakati mewakili mayoritas umat islam, maka semua agama harus memiliki kesepahan dengan memahami batsan-batasan agamanya sendiri maupun agama orang lain. Dengan demikian, amka setiap umat akan menghargai sekaligus memahami perbedaan agama lain.[14]
Kedua, sikap saling toleransi.[15]Toleransi adalah konsep modern yang dikembangkan untuk mengambarkan sikap menghormati, saling bekerja sama antar kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda baik dari ras, suku, bangsa, bahasa, budaya, politik, maupun agama. Toleransi merupakan konsep yang agung dan ,uia yang diciptakan sepenuhnya untuk menjadi bagian natural dari ajaran-ajaran agama, termasuk agama islam.[16]
Toleransi beragama menurut islam, bukanlah sesuatu untuk saling berpadu dalam keyakinan, bukan juga untuk saling bertukar antar keyakinan diantara seriap individu maupun kelompok-kelompok beragama yang berbeda. Toleransi di sini merupakan diartikan dalam pengertian mu’amalah ( interaksi sosial). Jadi ada batasan-batasan yang tidak boleh dan boleh untuk dilanggar. Inilah hakikatnya dari toleransi, dimana masing-maisng pihak untuk mengendalikan diri dan memberikan ruang untuk saling menghormati, menghargai dari keunikan masing-masing tanpa adanya rasa terancam keyakinan maupun hak-hak lain.[17]
Manusia merupakan mahluk sosial individu. Sebagai mahluk sosial manusia diwajibkan ampu berinteraksi dengan individu lain dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sosial maupun masyrakat. Seorang umat pasti akan dihadapkan dengan kelompok-kelompok yang berbeda yang salah satunya adaah perbedaan agama. Dalam menjalani kehidupan sosial tidak bisa dipungkiri akan ada gesekan-gesekan yang akan terjadi anatar kelompok masyarkat. Baik berkaitan dengan agama, ras, suku.
Dalam menjaga persatuan dan kesatuan dalam setiap umat maka diperlukan sikap saling toleransi . Sikap toleransi juga harus dimiliki dalam setiap diri manusia maupun seluruh agama sehingga terkesan tidak bebas. Sikap saling toleransi bisa menambahkan kerukunan umat, karena sikap saling toleransi bisa menumbuhkan sikap yang saling memahami, mengerti serta menghargai perbedaan yang ada dalam setiap umat. Sehingga tidak akan terjadi gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan pertikaian.
Ketiga, dialog antar agama.[18]Dialog antar umat beragama merupakan dialog dari berbagai pihak kalangan agamawan. Disatu sisi adalah untuk mengungkapkan pandangn agama sendiri secara tepat, dan disisi lain adalah untuk mendengarkan pandangan mitra dialog mereka secara terbuka. Dialog anatr umat agama bukanlah ajang untuk berdebat, dialog agama bisa saling belajar satu dengan yang lainnya mengenai pengalaman kehidupan beragama yang mereka anut.
Perbedaan agama dapat diberikan jalan dengan melakukan dialog. Dialog antara agama juga proses pengkomunikasian kerjasama anatara umat beragama yang tidak dapat dipisahkan. Sebab salah satu bagaian dari kerukunan antar umat adalah perlu dilakukannya dialog antar agama. Dalam rangka kerukunan setiap penganut sudah tentu harus memahami agamanya masing-masing dan menyadari perbedaan-perbedaan dalam beragama.
Untuk memahami keragama perbedaan keagamaan paling tidak memiliki tiga pendekatan yang harus digunakan yaitu: teologis, politis, dan sosio kultural. Pengunaan dari setiap pendekatan-pendekatan tersebut jelas digunakan dalam suatu dialog. Oleh karena itu diperlukan beberapa prinsip dasar, rinsip dasar tersebut, biasanya dimiliki dari setiap agama masing-masing. Bisa juga dari dasar pengalaman pribadi dari dalam diri manusia. Baik pengalaman langsung maupun pengalaman atas dasar memahami fenomena beragama.[19]
Ke empat, kerja sama dalam kehidupan sosial.[20]Kerja sama dalam kehidupan sosial merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa kerja sama antar agama yang dapat dilakukan adalah: bekerja sama antar agama dalam memberantas narkoba, berkerja sama untuk pemberantasan judi, bekerja sama dalam pemberantasan pornografi dan bekerja sama dalam pemberantasan kriminalitas untuk mensejahterakan kehidupan sosial.
Kerja sama dalam bidang sosial ini tentu sangat berguna bagi perkembangan, kemajuan dan kesejahteraaan kehidupan bagi berbagai bangsa dan negara. Islam dengan agama-agama lain tidak harus saling bermusuhan. Dengan adanya kerja sama dalam kehidupan sosial makan kehidupan manusia akan menjadi damai, perlu juga diadakan kegaitan-kegiatan yang positif antar agama yang mendungan adanya rasa kekeluargaan tanpa pandang latar belakang suku, ras, agama tanpa adanya merusak akidah agama tetapi tetap bisa merasakan manfaatnya secara bersama.
Kerukunan umat beragama sangat diperlukan, agar bisa menjalani kehidupan bangsa dan bermasyarakat di bumi dengan damai, sejahtera dan jauh dengan kecurigaan-kecurigaan dari kelompok-kelompok lain. Dengan demikian, maka agenda-agenda kemanusian yang seharusnya dilakukan dengan kerja sama antar agama seperti pemberantasan kemsikinan, emmerangi kebodohan, membentuk pemerintahan yang bersih, mencegah korupsi, serat memajukan bangsa dan mensejahterakan bangsa dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.[21]
Dengan adanya unsur-unsur kerukunan umat maka diharapkan setiap umat untuk mejaga kerukunan dan juga jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maka akan tercapai. Didasari dengan saling mentoleransi, saling mengerti, saling menghormati dalam sesama beragama.
E.       Peran Pendidikan Islam dalam Mewujudkan Kerukunan Umat
Berdasarkan pemaparan pendidikan islam dan pemaparan kerukunan umat dapat dipahami bahwa keduanya sangat berkaitan antara satu dengan yang lain. Yaitu bahwa pendidikan islam mengajarkan ajaran tentang islam yang disitu berlandaskan hukum Al-quran dan hadis, sedangkan kerukunan umat mengajarkan bagaimana sebagai umat harus saling menghargai, mentoleransi, menghormati agama lain.
Pendidikan islam merupakan lembaga pendidikan islam yang tidak dapat dipisahkan dari lingkungan masyarakat, dan begitupun sebaliknya masyarakat juga tidak bisa lepas dari pendidikan islam, karena keduanya saling berkaitan. Lembaga pendidikan islam memiliki peran penting dan tangung jawab besar untuk melakukan dan menanamkan nilai-nilai dasar serta unsur-unsur untuk terciptanya kerukunan umat.
Penanaman nilai-nilai kerukunan ddalam hal ini yang dipandang paling strategis adalah melalui lembaga pendidikan. Oleh karena itu setiap lembaga istitusi pendidikan khususnya pendidikan islam memliki peranan penting dalam menanamkan nilai-nilai kerukunan. Dan sudah sepatutnya memasukkan term pendidikan kerukunan sebagai bagian dari sistem pendidikan islam yang berjalan dilembaga masing-masing.
Di era globalisasi sekarang ini, masyarakat harus mau hidup berdampingan dalam lingkungan sosial yang plural. Jika kita menyadari akan realitas kehidupan beragama yang ada di indonesia, maka pembinaan pemikiran sikap harus dimulai sejak dini. Untuk memberikan basis perubahan yang kuat maka, pembinaan dapat dilakukan disekolah melalui perubahan sistem penyelenggaraan pendidikan islam. Penanaman nilai-nilai agama harus dilakukan dalam satu proses yang dimulai dengan pemberian dasar pengetahuan agama dan terciptanya fungsi agama.
Dalam masyarakat kehidupan umat beragama seolah-olah tidak mengenal yang namanya toleransi, karena ajaran yang sering diajarkan oleh beberapa tokoh agama atau guru agama dengan pendidiknya. Terkadang kecenderungan memberikan kesan dan pengertian yang kurang memberikan tempat bagi toleransi antar umat. Upaya dalam menjaga kerukunan umat tidak dapat dengan sambil lalu saja. Dalam konteks tersebut pendidikan islam harus mampu merespon situasi ini dengan langkah yang dapat menanamkan atau mensosialisasikan konsep islam tentang kurukunan hidup agama. Kepada anak-anak didik bahkan harus dipertegas bahwa islam merupakan agama yang cinta perdamaian, karena subtansi dari islam sendiri itu adalah perdamaian dan tidak adanya pemaksaaan.
Urgensi terhadap masalah pendidikan agama, sangat besar kaitannya dengan masalah toleransi beragama. Dalam masalah ini pendidikan islam justru harus mampu menyumbangkan pola pemupukan toleransi antarumat beragama dan peningkatan kerja sama dalam menanghadapi masalah-masalah sosial. Pendidikan islam pada dasarnya adalah mengembangkan pembentukan prilaku. Tidak ada juga pendidikan agam tanpa pembentuka prilaku dan budi pekerti yang luhur. Oleh karena itu sikap pendidikan islam terhadap pemeluk agama lain sangat berpengaruh terhadap sikap, dalam menghadapi pemeluk agama lain.
Melalui pendidikan islam kepada siswa maupun masyarakat dapat ditanamkan pemahaman bahwa untuk senantiasa mencari titik temu dan menonjolkan kesamaan dengan umat lain. Disini tidak dianjurkan untuk menonjolkan sebuah perbedaan, tetapi dengan semua kearifan justru harus berusaha mengeliminasikan perbedaan-perbedaan yang ada dan untuk dipersoalkan dalam mewujudkan kerjasama-kerjasama masyarakat maupun kelompok bahkan bangsa.
Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat diambil benang merah, bahwa pendidikan islam penting dalam terwujudnya kerukunan umat. Dalam pendidikan islam sendiri mengajarkan bagaimana harus bersikap toleransi, menghormati, menghargai agama setiap individu maupun kelompok. Didalam islam juga tidak mengandung unsur pemaksaan. Dengan kata lain pendidikan islam mengajarkan kepada umatnya untuk saling menjalin kerjasama, terhadap umat lain, dalam mewujudkan kestabilitasan sosial, sehingga terciptalah kerukunan umat.
F.   Kesimpulan
pendidikan islam adalah sebuah suatu aktivitas yang tidak bersifat instan. Yang maksutnya adalah sebuah upaya untuk meyeimbangkan, mendorong, serta mengajak manusia untuk lebih maju berdasarkan perkembangan zaman dan nilai-nilai luhur dan kehidupan ang telah mulai sehingga terciptalah bentuk pribadi yang sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, jasmani, maupun rohani.
pendidikan islam bisa di jadikan wadah suatu proses pembentukan generasi muda yang untuk memenuhi tujuan hidup dan menjalankan kehidupannya secara lebih baik, efektif, dan efesien. Di samping itu juga pendidikan islam juga memiliki tujuan untuk  membentuk membentuk manusia agar mempunyai kualitas yang tinggi baik di bidang akademik maupun non akademik serta mempunyai kualitas yang tinggi dalam bidang sosial. Lebih tepatnya adalah terbentuknya insan kamil. Berdasarkan rumusan tersebut menunjukkan bahwa pendidikan islam mempunyai tujuan yang luas dan dalam. Sebanyak dan sedalam kebutuhan masyarakat sebagai makhluk individu dan makhluk sosial yang memiliki jiwa yang berlandaskan oleh nilai-nilai ajaran agama.
Pendidikan islam juga memiliki tujuan untuk menumbuhkan pola pemikiran dan kepribadian manusia yang seutuhnya melalui latihan kejiwaan, kecerdasan otak, penalaran, perasaan, dan indra. Pendidikan harus melayani perkembangan manusia dalam semua aspeknya, baik aspek spiritual, intelektual, imajinasi, ilmiah, maupun bahasa. Pendidikan islam harus menunjang dan mendorong semua aspek kearah keutamaan serta tercapainya kesempurnaan hidup.
Kerukunan umat adalah suatu sikap atau sifat yang terdapat pada diri seseorang untuk membiarkan kebebasan kepada orang lain serta memberikan kebenaran atas perbedaan atas perdebatan sebagai pengakuan hak asasi manusia. Kerukunan diartikan adanya suasana persaudaraan dan kebersamaan antar umat meskipun mereka berbeda-beda secara suku,rasa, agama, budaya. Kerukunan juga bisa bermakna suatu proses untuk mejadi rukun lagi karena sebelumnya ada ketidak rukunan serta kemampuan dan kemauan untuk hidup bersama secara damai dan tentram.

G. Daftar Pustaka
Artis. “Kerukunan dan Toleransi Antar Umat Beragama.” UIN Suska Riau 3, no. 1 (2011).
Azkar, Muh. “Peran Guru dalam Membina Kerukunan Umat Beragama (Studi Kasus Pengembangan Kompetensi Sosial Guru Pendidikan Agama Islam SMAN I Pemenang Lombok Utara.” EL-HIKMAH 9, no. 2 (n.d.): 2015.
Diana, Nirva. “Pendidikan Kerukunan Hidup Umat Beragama Di Sekolah Dasar Berbasis Model Pembelajaran Terpadu Jaring Laba-Laba (Studi Pasa SD Al-Kautsar Bandar Lampung).” Jurnal Analisis 13, no. 2 (2013).
Gaffar, Irfan Abd. “KURIKULUM DAN MATERI PENDIDIKAN ISLAM.” HUNAFA: Jurnal Studia Islamika 3, no. 1 (2006): 37–52.
Hadi, Mukhtar. “Hakikat Sistem Pendidikan Islam.” Tarbawiyah Jurnal Ilmiah Pendidikan 10, no. 02 (2017): 32–48.
Hertina. “Toleransi Upaya Mewujudkan Kerukunan Umat Beragama.” TOLERANSI 1, no. 2 (2009).
juandi. “kerukunan umat beragama dalam perspektif islam.” akademika 18, no. 2 (2013).
khotimah. “dialog dan kerukunan antar umat beragama.” jurnal ushuludin 17, no. 2 (2011).
Muhdina, Darwis. “Kerukunan Umat Beragama Berbasis Kearifan Lokal Di Kota Makassar.” Jurnal Diskursus Islam 3, no. 1 (2015).
Mustofa, Syaiful. “PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF PESANTREN (ANTARA IDEALITA DAN REALITA DI ERA MODERN).” el-hikmah, 2013.
Rahmaniah, Aniek. “PENDIDIKAN ISLAM DAN MUNCULNYA GERAKAN SOSIAL ISLAM INDONESIA.” el-hikmah, 2013.
Yahya, M. Slamet. “Pendidikan Islam Pendidikan Islam,” n.d.

Plagiarism Checker X Originality Report
Similarity Found: 24%

Date: Sabtu, April 07, 2018
Statistics: 1221 words Plagiarized / 4983 Total words
Remarks: Medium Plagiarism Detected - Your Document needs Selective Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

Sistem Pendidikan Islam Untuk Pecapaian Toleransi Umat Dedi Wahyudi, M. Pd. I Institut Agama Islam Negeri Metro Jl.Ki, Hajar Dewantara 15 A, Iringmulyo, Kota Metro, Lampung 34111 E-mail: podoluhur91@gmail.com Mediyan Pratama Institut Agama Islam Negeri Metro Jl.Ki, Hajar Dewantara 15 A, Iringmulyo, Kota Metro, Lampung 34111 E-mail: pratamamediyan@gmail.com Abstrak Setiap orang pasti akan melaksanakan sebuah proses yang mananya pendidikan, baik itu pendidikan formal maupun non formal.

Pendidikan formal terbgai menjadi beberapa kategori yaitu pendidikan umum dan pendidikan berbasis keagamaan. Pendidikan islam adalah suatu aktivitas yang mempunyai tujuan untuk mempersiapkan jasmani, rohani, akhlak, mental, akal yang mendorong manusia untuk lebih maju nantinya kan bermanfaat untuk dimasyarkat.Kerukunan umat adalah suatu sikap atau sifat yang terdapat pada diri seseorang untuk membiarkan kebebasan kepada orang lain serta memberikan kebenaran atas perbedaan atas perdebatan sebagai pengakuan hak asasi manusia.

Kerukunan diartikan adanya suasana persaudaraan dan kebersamaan antar umat meskipun mereka berbeda-beda secara suku,rasa, agama, budaya. Kerukunan juga bisa bermakna suatu proses untuk mejadi rukun lagi karena sebelumnya ada ketidak rukunan serta kemampuan dan kemauan untuk hidup bersama secara damai dan tentram.Studi pustaka adalah cara pengumpulan data serta informasi dengan meneliti dalam bentuk tertulis seperti jurnal, buku refrensi, serta dari sumber lain yang terpercaya baik dalam bentuk tulisan secara relevan dan berhubungan dengan permasalahan yang sedang di teliti.

Kata kunci: pendidikan islam, kerukunan umat ABSTRAK Everyone will undoubtedly carry out a process that is educational, be it formal or non formal education. Formal education goes into several categories: general education and religious education. Islamic education is an activity that has the purpose to prepare the physical, spiritual, morals, mental, intellect that encourages people to be more advanced later is useful for the community.Harmony of the ummah is an attitude or nature that is in a person to let freedom to others and give the truth to the difference of the debate as a recognition of human rights.

Harmony is defined as an atmosphere of brotherhood and togetherness among people, although they vary by ethnicity, taste, religion, culture. Harmony can also mean a process to be harmonious again because previously there was a lack of harmony and the ability and willingness to live together peacefully and peacefully.Library study is a way of collecting data and information by researching in written form such as journals, refrensi books, as well as from other reliable sources in the form of writing is relevant and related to the issues being studied. Pendahuluan Dalam pandangan islam manusi adalah mahluk yang unik.

Keunikannkan terlihat dari bentuknya yang multi dimensi. Karena kesempurnaanya, allah memberikan keistimewaan-keistimewaan yang menyebabkan manusia tidak berhak meggungkuli manusia lainnya. Diantara keistimewaanya adalah manusia diangkat menjadi khalifah di muka bumi.

Jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam menjadikan sebagai negara muslim terbesar di dunia. Oleh karena itu, setiap rumusan pendidikan berawal dari konsep dasar manusia dalam berbagaidimensinya, yang merupakan refleksi dari pemikiran-pemikiran dinamis atau kenyataanempirik. Antara konsep dasar pendidikan dan konsep dasar manusia terdapat hubungan yang erat.

Tanpa berorientasi pada masyarkat atau individu sebagai acuan dasarnya, rumusan-rumusan teoretis pendidikan akan mengalami stagnasi dan tidak berdaya dalam mengantisipasi perubahan. Praktik-praktik pendidikan tidak pelak lagi akan mengalami kegagalan, kecuali bila dibangun di atas konsep yang jelas mengenai sifat dasar manusia. Dalam era sekarang ini banyak sekali orang yang kurang dengan adanya toleransi antar umat.

Secara ideal, agama merupakan rahmat bagi seluruh alam sebagaibentuk cinta kasih Allah kepada makhluknya. Cinta kasih itulah yang semestinya direfleksikan dalam kehidupan melalui hubungan sosial, agar bisa saling mengenal. Agama pada dasarnya tidak menjadi sumber konflik dalam kerukunan umat.

Pemahaman umat terhadap agama dengan berbagai intervensi telah membawa konflik dan kekerasan . Konflik antar agama, sebagaimana yang telah terjadi di beberapa wilayah Indonesia, yang cenderung bersumber dari usaha pemuka agama mengembangkan agamanya. Tentu saja hal ini mudah dipahami mengingat ajaran agama masing-masing menuntut adanya penyampaian ajaran agama kepada masyarakat.

Persoalan di atas menjadi titik pangkal kesulitan dalam membangun kerukunanumat. Meyakini kebenaran agama masing-masing adalah satu keharusankarena bagian dari keimanan, namun menolak keberadaan orang lain yang berbeda keyakinan tidak serta merta mendapat justifikasi agama. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulisan menggunakan metode studi pustaka.

Metode penelitian adalah suatu cara untuk mendapatkan pengetahuan atau pemecahan suatu permasalahan yang akan di lakukan. Penelitian ini menggunakan cara pengumpulan data dengan mencari informasi melalui buku, majalah, koran yang bertujuan melalui landasan teori. Studi pustaka adalah cara pengumpulan data serta informasi dengan meneliti dalam bentuk tertulis seperti jurnal, buku refrensi, serta dari sumber lain yang terpercaya baik dalam bentuk tulisan secara relevan dan berhubungan dengan permasalahan yang sedang di teliti.

Pendidikan Islam Kata pendidikan berasal dari Al-Quran, sebgaimana banyak yang dikatakan para ulama dan penulis. Merupakan variasi dari beberapa kata yaitu, bersal dari kata al-tarbiyah yang memiliki makna tiga makna atau pengertian yang diantaranya adalah sebagai berikut: pertama. Al-tarbiyah berasal dari kata rabaa-yarbuu dengan arti zaada wa namaa, yang artinya bertambah dan berkembang.

Pengertia al-tarbiyah tersebut didasarkan pada Al-quran surat Al-Ruum 30:39. Kedua al-tarbiyah berasal dari kata robiya, yarba dengan arti nasya’a dan tara’ra’a yang bermakna tumbuhh, subur, dan berkembang, hal ini sejalan dengan firman yang telah di turunkan Allah yaitu pada Al-ruran surat Al-baqarah ayat 276.

Ketiga al-tarbiyah berasal dari kata rabba yarubbu yang berarti memperbaiki dengan kasih sayang sehingga menjadi lebih baik lagi dari tahap ke tahap. Firman Allah dalam Al-quran surat Al-Isra ayat 24._ Pendidikan islam adalah pendidikan yang harus dilakukan secara umum agar tercapai tujuan pembelajaran yang jelas melalui syariat islam.

Pendidikan islam berlaku secara menyeluruh dan hendaknya diarahkan untuk menyadarkan umat manusia bahwasannya diri mereka adlah hamba Allah yang berfungsi menghambakannya. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk dengan rata-rata beragama islam. Dengan mayoritas yang beraga islam maka tidak kemungkinan bahwa indonesia memiliki sistem pendidikan berbasis islam.

Apabila berbicara tentang pendidikan islam maka tidak dapat terlepas oleh definisi atau pengertian pendidikan islam secara umum itu sendiri. Sayid Sabik mendefinisikan pendidikan islam adalah sebagai suatu aktifitas yang mempunyai tujuan untuk menyiapkan peserta didik dari segi jasmani, rohani, dan akalnya sehingga menjadikan mereka anggota amsyarkat yang baik, berguna, bermanfaat baik untuk dirinya maupun di masyarkat.

Omar Muhammad Al-Toumy al-Syaibany, menjelaskan pendidikan islam sebagai proses pengubah suatu tingkah laku yang pada diri individu maupun masyarkat. Muhammad S. A Ibrahim mengartikan pendidikan islam adalah sebagai sistem pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi islam sehingga dapat dengan mudah untuk membentuk kehidupan dirinya sesuai dengan ajaran islam._

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, pendidikan islam ialah merupakan proses bukan aktifitas yang bersifat instant. Dengan demikian, pendidikan islam merupakan upaya untuk menyeimbangkan, mendongkrak, serta mengajak masyarakat untuk lebih maju dengan berdasarkan nilai-nilai luhur dan kehidupan mulai sehingga terbentuk pribadi yang sempurna, baik berkaitan dengan akal, perasaan, maupun perbuatan.

Lembaga-lembaga pendidikan dan media masa memiliki peranan penting di dalam transformasi masyarakat beragama. Khususnya dalam konteks bagaimana cara masyarakat membangun tentang persepsi agama. Dari bebrapa definisi di atas maka apat di simpuklan bahwa pendidikan islam adalahsebuah suatu aktivitas yang tidak bersifat instan.

Yang maksutnya adalah sebuah upaya untuk meyeimbangkan, mendorong, serta mengajak manusia untuk lebih maju berdasarkan perkembangan zaman dan nilai-nilai luhur dan kehidupan yang telah mulai sehingga terciptalah bentuk pribadi yang sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, jasmani, maupun rohani. Dari penjelasan tersebut maka pendidikan islam bisa di jadikan wadah suatu proses pembentukan generasi muda yang untuk memenuhi tujuan hidup dan menjalankan kehidupannya secara lebih baik, efektif, dan efesien.

Di samping itu juga pendidikan islam juga memiliki tujuan untuk membentuk membentuk manusia agar mempunyai kualitas yang tinggi baik di bidang akademik maupun non akademik serta mempunyai kualitas yang tinggi dalam bidang sosial. Lebih tepatnya adalah terbentuknya insan kamil. Berdasarkan rumusan tersebut menunjukkan bahwa pendidikan islam mempunyai tujuan yang luas dan dalam.

Sebanyak dan seluas kebutuhan setiap manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial yang memiliki jiwa yang berlandaskan oleh nilai-nilai ajaran agama. Pendidikan islam juga memiliki tujuan untuk menumbuhkan pola pemikiran dan kepribadian manusia yang bulat melalui latihan kejiwaan, kecerdasan otak, penalaran, perasaan, dan indera. Pendidikan islam harus melayani pertumbuhan manusia dalam semua aspeknya, baik dari aspek spiritual, intelektual, imajinasi, ilmiah, maupun bahasa.

Pendidikan islam harus menunjang dan mendorong semua aspek kearah keutamaan serta tercapainya kesempurnaan hidup. Dalam era sekarang ini banyak sekali sisitem pendidikan islam seperti: pondok, madrasah dan PTAIN. Lembaga-lembaga pendidikan memiliki peranan penting dalam transformasi masyarakat beragama khususnya dalam onteks bagaimana masyarkat tersebut membangun persepsi tentang agama.

Kehadiran gerakan organisasi islam serta modernitas pendidikan islam yang berlangsung pada awal abad ke- 20 an memiliki peran penting dalam membentuk kelompok sosial yang berintelektual muslim. _ Pendidikan Islam yang berlangsung dalam berbagai arena dan level mulai pesantren, madrasah, sampai perguruan tinggi Islam. Pesantren atau pondok adalah lembaga pendidikan tertua yang bercorakkan tradisional, tapi seiring dengan perkembangannya pesantren mengalami perubahan menjadi pendidikan yang berbasisi modern. Pesantren bahkan mampu menjadi lembaga pendidikan yang menjadi jembatan bagi kalangan kaum pelajar muslim.

Sejalan dengan semakin berkembangnya pondok pesantren, semakin terpisahnya kelompok priyayi dengan muslim dengan seiring berkembangnya pendidikan modern pesantren menempatkan dirinya sebagai otokdi islam. Pada dekadenya pesantren juga meneguhkan dirinya sebagai lembaga pendidikan tradisional. Pada awal abad ke-20 pendidikan mengalami perubahan-perubahan penting dari sistem pendidikan dibelanda, dan munculnya gerakan pembaharuan islam.

Pada perkembangnya persantren menjadi inspirasi di kalangan pesantren untuk melakukan pembaharuan pendidikan dengan mengadopsi sistem pendidikan modern. Pesantren di indonesia kemudian muncul menjadi lembaga pendidikan yang beragam, yaitu pesantren tradisional dan pesantren modren. Meski demikian, perlu di tegaskan bahwa di dalam kedua jenis pesantren tersebut pada perkembangannya dapat di jumpai lembaga-lembaga pendidikan islam yang modern seperti madrasah dan sekolah, serta perguruan tinggi.

Sebagai lemabag pendidikan pesantren tidak pernah surut, pesantren terus mengalami kemajuan, bertambah banyak dan bertambah luas di seluruh indonesia. Dengan berbagai modifikasi dan implikasi dari interaksi denagn sistem pendidikan islam modern dengan sistem pendidikan umum. _ Sejak munculnya pendidikan madrasah atau sekolah madasah di indonesia didirikanlah kelompok-kelompok masyarakat sehingga lembaga pendidikan madrasah ini memiliki tradisi pendidikan panjang sebagai lembaga pendidikan yang mandiri.

Sebelum kemerdekaan madrasah belum memiliki kepenguasaan, dan baru setelah kemerdekaan madrasah dan lembaga-lembaga pendidikan berada di naungan kementrian agama, lembaga pemerintahan yang memiliki otoritas dalam modernisasi madrasah. Dari sinilah kementrian agama mendorong untuk memodernisasikan pendidikan islam. Berdasarkan undang-undang pendidikan, madrasah sekarang sudah menjadi pendidikan nasional indonesia.

Madrasah sendiri di definisikan sebagai sekolah umum yang berciri khaskan agama islam, sebuah definisi yang mengintegrasikan madrasah agar lebih kesistem pendidikan modern. Lahirnya madrasah sebagai lembaga pendidikan yang modern merupakan peluang pintu masuk bagi masyarakat muslim untuk meningkatkan taraf pendidikan secara umum.

Pada tingkat perguruan tinggi yang menjadi tempat alumni pesantren ataupun madrasah untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. UIN dan IAIN adalah perguruan tinggi yang menjadi satu-satunya pilihan untuk melanjutkan pendidikan bagi alumni pesantren dan madrasah. UIN dan IAIN merupakan perguruan tinggi yang penting untuk indonesia.

Kehadinya tidak hanya memfasilitasi masyarakatislam dalam mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi, tetapi telah ikut mendorong perubahan-perubahan sosial keagamaan di indonesia. Berkat dengan berkembangnya lembaga pendidikan islam di samping aspek-aspek lain pendidikan islam indonesia, menyaksikan lahirnya satu kelas menengah santri baru yang terpelajar yang sangat intensif dan bersentuhan dengan gagasan-gagasan modernitas.

Mereka memasuki lapangan baru dalam kehidupan indonesia modern, dalam jajaran birokrasi, pekerja profesional, serta kalangan intelektual muslim. Dalam konteks ini, baik kaum muslim yang berlatar belakang budaya dari kalangan tradisional dan modern sama-sama memperoleh kesempatan untuk memasuki jennjang modern dan akhirnya dan akhirnya memasuki indonesia modern.

Hingga sekarang perguruan tinggi telah memproduksi kelompok intelektual muslim yang telah memberi kontribusi penting dalam membentuk wacana keislaman dan keindonesiaan. Tidak dapat dipungkiri bahwasannya wacana keislaman dan keindonesiaan juga mendapat kontribusi dari kelompok-kelompok intelektual muslim bahkan dari universitas-universitas umum.

Pendidikan islam seperti pesantren, madrasah dan UIN yang mengalami modernisasi yang merupakan bentuk dorongan utama terbentuknya kelompok sosial yang disebut dengan intelektual muslim. Mereka yang disebut dengan santri baru karena memiliki latar belakang santri sampai ke ruang publik dengan menciptakan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan pandangan dengan pendahulu mereka. Perbedaan tersebut terlihat dari beberapa diantaranya mengnyangkut dengan masalah orientasi politik.

Berbeda dengan santri terdahulu yang masih terikat dengan politik aliran, dimana penegasan simbol-simbol dan teks islam politik menjadi agenda utama perjuangan. Santri-santri baru lebih berorientasi pada islam kultural yang menekankan substansi dan fungsional nilai-nilai islam dalam kehidupan indonesia yang modern. Intuk inilah pandangan santri modern, gerakan islam harus diarahkan pada penguatan basis intelektual dan budaya agar masyarakat muslim mampu dengan mudah memasuki kehidupan modern indonesia. Berdasarkan pengertian, fungsi dan sistem pendidikan islam maka ada fungsi dari pendidika islam sendiri.

Fungsinya adalah memelihara dan mengembangkan fitrah dan sumber daya manusia menuju terbentuknya manusia seutuhnya, yakni manusia seutuhnya sesuai dengan pandangan islam. Jika mengacu kepada tugas dan fungsi pendidikan, maka tugas pendidikan dapat dibedakan dari fungsinya sendiri, yakni sebagai berikut: tugas pendidikan islam adalah membimbing dan mengarhkan pertumbuhan dan perkembangan kehidupan anak didik, dari satu tahap ke tahap yang lain sampai meraih titik kemampuan yang optimal._

Sedangkan fungsi pendidikan islam sendiri adalah menyediakan fasilitas yang dapat memungkinkan tugas pendidikan berjalan lancar. Penyediaan fasilitas mengandng arti dan tujuan yang bersifat struktural dan fungsional._ Pendidikan islam pada perkembanganya harus dapat dilaksanakan dalam kehidupan dalam dua idealitas.

Pertama, sebagai institusi pendidikan harus dapat dikembalikan pada asalnya dan untuk masyarakat. Kerjasama antara lembaga pendidikan islam dan masyarkat harus dibimbing agar tercapainya tujuan kolaboratif. Kedua, pendidikan islam sebagai lembaga pendidikan yang berprestasi adalah sebagai pengawal jalanya sebuah sistem pembahararuan keilmuan dalam pendidikan islam._

Kerukunan Umat Kerukunan berasal dari kata rukun, rukun berasal dari kata bahasa arab yaitu”rubuun” yang artinya tiang, asas-asas dasar. Jamak rukun adalah “arkan”. Artinya suatu tiang atau asas-asa dari bangunan sederhana yang terdiri dari berbagai unsur yang saling menguatkan. Kerukunan umat beragama adalah hubungan sesama umat baragama yang dilandasi dengan rasa saling pengerian, rasa saling toleransi, rasa saling menghormati dan menghargai dan kesetaraan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari._ Kerukunan berasal dari kata rukn (bahasa Arab) yang memiliki arti asas atau dasar.

Dalam islam kerukunan diberi istilah yaitu “tasamuh” atau toleransi. Dan yang dimaksut dengan toleransi adalah kerukunan sosial terhadap kemasyarakatan. Mengutip Mukti Ali, toleransi berasalah dari bahasa latin tolerare yang memiliki arti menahan diri, sabar, berhati lapang, menghargai pendapat orang lain, menghargai keyakinan orang lain, pandangan serta agama.

Dalam bahasa lain toleransi menurut Marwiati Mawaedi adalah suatu bentuk akomodasi yang tidak membutuhkan penyelesaian orang lain karena daribelah pihak saling menyadari dan menghargai situasi yang kondusif dalam kehiduoan bermasyarakat._ Jadi kerukunan umat mengandung arti kesediaan untuk menerima perbedaan orang lain yaitu agama keyakina dari setiap individu maupun kelompok lain, ketersediaan memeberi kebebasan orang lain untuk mengamalkanajaran yang diyakininya, dan kemampuan untuk bersikap simpatidan empati pada suasana kekhusyukan yang dirasakan oleh orang lain. Denga arti lain, kerukunan umat beragama adalah terciptanya suatu hubungan yang harmonis dimansi, statis serta rukun dan damai antara sesama umat beragama.

Kerukunan umat beragama merupakan hubungan sesama manusia yang beragama yang dilandasi dengan asas toleransi, saling mengerti, menghormati, saling menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agama dan saling menjalin kerjasama dalam kehidupan masyarkat sehari-hari, berbangsa, bernegara di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945._

Bisa diartikan juga kerukunan umat adalah suatu kondisi sosial ketika semua golongan atau kelompok agama bisa hidup bersama tanpa ada rasa mengurangi hak dasar masing-masing untuk melaksanakan kewajiban agama. Masing-masing pemeluk agama yang baik haruslah hidup rukun dan damai. oleh Karena itu kerukunan antar umat tidak mungkin akan lahir dari sikap fanatik dan sikap tidak acuh atas hak keberagaman dan perasaan orang lain.

Tetapi dalam hal ini tidak diartikan sebagai bahwa kerukunan umat memberikan ruang mencampur unsur-unsur tertentu dari agama yang berbeda, sebab hal itu merusak nilai agama itu sendiri. Kerukunan umat juga bisa diartikansuatu sikap atau sifat yang terdapat pada diri seseorang untuk membiarkan kebebasan kepada orang lain serta memberikan kebenaran atas perbedaan atas perdebatan sebagai pengakuan hak asasi manusia.

Kerukunan diartikan adanya suasana persaudaraan dan kebersamaan antar umat meskipun mereka berbeda-beda secara suku,rasa, agama, budaya. Kerukunan juga bisa bermakna suatu proses untuk mejadi rukun lagi karena sebelumnya ada ketidak rukunan serta kemampuan dan kemauan untuk hidup bersama secara damai dan tentram. Kerukunan umat sendiri juga bisa diartikan dengan saling roleransi antar umat beragama.

Dalam toleransi itu sendiri pada dasarnya masyarkat harus bersikap lapang dada dan menerima perbedaan-perbedaan antara umat beragama yang lain. Selain itu masyarkat menghormati satu sama lainnya mislanya dalam hal beribadah, memeluk agama yang satu dengan yang lainnya dan tidak saling menganggu. Berdasarkan dari pengertian kerukunan umat tersebut hubungan sesama umat beragama dilandasi saling toleransi, saling mengerti, saling menghargai satu sama lain tanpa terjadinya benturan dan konflik.

Adapun tujuan kerukunan umat terdapat pada agama itu sendiri sesuai dengan kaidah-kaidah agama serta merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari. diantaranya yaitu: pertama, memelihara persatuan dan rasa kebangsaan._ Dengan terwujudnya kerukunan hidup beragama, amka secara praktis ketegangan-ketegangan yang ditimbulka akibat perbedaan paham yang berpangkal pada kayakinan keagamaan dapat dihindari.

Dapat dibayangkan jikalau pertikaian dan perbedaan paham terjadi diantara pemeluk agama yang beraneka ragam, maka ketertiban dan keamanan nasional akan tergnaggu. Tetapi sebaliknya jikakalu antar pemeluk agama saling rukun maka hal yang demikian akan dapat mewujudkan stabilitas nasional yang semakin baik. Dari tahun ke tahun pemerintah senantiasa berusah untuk melaksanakan dan mensukseskan pembangunan dari segala bidangnya.

Usaha pembangunan akan sukses apabila di dukung dan ditopang dengan segenap lapisan masyarakat. Sedangkan jika apabila umat begama selalu bertikai dnegan permasalah-permasalahan, saling mencurigai tentu tidak akan dapat mengarahkan kegiatan untuk membangun dan memelihara persatuan, bahkan akan dapat berakibat sebaliknya, yakni bisa menghambat pertumbuhan dan menghancurkan persatuan dan rasa kesatuan.

Membangun dan berusaha untuk memakmurkan setiap negara memang sangat dianjurkan oleh agama islam. Untuk memperoleh kemakmuran, kebahagiaan, kesuksesan, dan persatuan dalam segala bidang. Sala satu usahanya adalah dengan memkamurkan dan pembangunan selalu berkembang dengan baik maka kerukunan umat akan beragama akan sukses dan berhasil dalam setiap bidangnya. Kedua, memelihara stabilitas dan ketahanan nasional._Pada masa inidonesiadi jajah oleh belanda dan jepang.

Semau lapisan masyarakat dari bawah sampai atas, dari sabang sampai marauke. Berjuag untuk mempertahankan negara kesatuan repubik indonesia guna memperoleh kemerdekaan dan terlepas dari belenggu jajahan jepang dan belanda.Setelah indonesia merdeka masyarakat indonesia berupaya untuk mempertahankan kemerdekaan baik dari setiap kalangan dan dari kalangan serta agama yang berbeda-beda.

Dengan demikian umat beragama indonesia harus merasa terlibat serta bertangung jawab dalam pembinaan dan mempertahankan ketahanan nasional agar kesatuan serta persatuan negara tetap stabil. Ketiga, mensukseskan pembangunan bangsa._ Disamping kemajuan teknologi dan perubahan globalisasi, yang diantaranya baik perubahan fisik dan non fisik.

Perubahan fisik yanitu berupa tuntunan pembangunan kearah yang lebih baik lagi, melaksanakan pemabngunan dan pembaharuan inovasi serta emansipasi. Melakuakn pembaharuan dari semau segi kalangan dan keterbelakangan yang tradisional kepada kemamuan rasional. Hakikat dari tujuan pembangunan adalah memperbaiki dan meningkatkan harat dan martabat manusia.

Agama bertujuan untuk membina serta mendidik umat manusia agar menjadi lebih baik lagi, dan diperlukan dalam proses pembangunan. Perubahan non fisik adalah dimana indonesia didasarkan akan ketuhanan yang maah esa, yang mengrahkan manusia pada kesadaran moral bangsa denagn ajaran agama yang mereka anut. Ajaran yang diberikan oleh agama pada manusia menuntun hati nuraninya kearah yang lebih baik lagi serta membina mental dalam proses pembangunan bangsa.

Oleh karena itu umat beragama dana ktivitas keagamaan merupakan dasar utama dalam pergerakan, memotivasi, dan mempengaruhi tercapainya tujuan pembangunan, dimana pembangunan adalah bertujuan untuk manusia, maka agama mewajibkan kepada umatnya untuk melakukan pembangunan. Setiap agama yang ada dinegara manapun pasti tidak mengingginkan permusuhan, setiap manusia pasti selalu ingin menciptakan kedamaian dan kerukunan antara sesama manusia. Karena hal ini sangat dibutuhkan semua pihak guna untuk menciptakan kerukuanan dan kedamaian.

Pada saat ini kalangan umat beragama di seluruh dunia pasti merasa penting untuk menumbuhkan rasa sikap sadar, toleransi, saling menghargai dan saling menghormati, saling mengadakan komunikasi mempererat hubungan tali silaturahmi sekaligus menghilangakan rasa permusuhan antara umat beragama. Adapun unsur-unsur kerukunan umat adalah: pertama, menghargai pluralitas agama.Indonesia merupakan salah satu negara yang memmiliki tingkat pluralitas yang tinggi baik dalam bidang bahasa, maupun agama.

Bagi negara yang pluralis di bidang agama seperti bangsa indonesia kerawanan dan ancaraman permusuahn yang terjadi antar umat yang dipicu oleh permasalahan agama yang sewaktu-waktu akan muncul jika tidak diantisipasi dengan baik. Pluralitas memiliki makna sebuah kenyataan bahwa negara ataupun daerah pasti memiliki pemeluk agama yang hidup secara berdampingan, saling membutuhkan satu sama lain.

Menurut MUI pluralisme agama adalah suatu pemahaman yang mengajarkan bahwa semua agama itu sama dan karena kebenarannya setiap agama adalah relatif, oleh karena itu setiap umat yang memeluk agama bahwasannya tidak boleh mengklain bahwa agamanya saja yang benar, sedangkan agama lain salah. Pemahan ini disepakati mewakili mayoritas umat islam, maka semua agama harus memiliki kesepahan dengan memahami batsan-batasan agamanya sendiri maupun agama orang lain. Dengan demikian, amka setiap umat akan menghargai sekaligus memahami perbedaan agama lain._ Kedua, sikap saling toleransi._Toleransi adalah konsep modern yang dikembangkan untuk mengambarkan sikap menghormati, saling bekerja sama antar kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda baik dari ras, suku, bangsa, bahasa, budaya, politik, maupun agama.

Toleransi merupakan konsep yang agung dan ,uia yang diciptakan sepenuhnya untuk menjadi bagian natural dari ajaran-ajaran agama, termasuk agama islam._ Toleransi beragama menurut islam, bukanlah sesuatu untuk saling berpadu dalam keyakinan, bukan juga untuk saling bertukar antar keyakinan diantara seriap individu maupun kelompok-kelompok beragama yang berbeda. Toleransi di sini merupakan diartikan dalam pengertian mu’amalah ( interaksi sosial).

Jadi ada batasan-batasan yang tidak boleh dan boleh untuk dilanggar. Inilah hakikatnya dari toleransi, dimana masing-maisng pihak untuk mengendalikan diri dan memberikan ruang untuk saling menghormati, menghargai dari keunikan masing-masing tanpa adanya rasa terancam keyakinan maupun hak-hak lain._ Manusia merupakan mahluk sosial individu.

Sebagai mahluk sosial manusia diwajibkan ampu berinteraksi dengan individu lain dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sosial maupun masyrakat. Seorang umat pasti akan dihadapkan dengan kelompok-kelompok yang berbeda yang salah satunya adaah perbedaan agama. Dalam menjalani kehidupan sosial tidak bisa dipungkiri akan ada gesekan-gesekan yang akan terjadi anatar kelompok masyarkat. Baik berkaitan dengan agama, ras, suku.

Dalam menjaga persatuan dan kesatuan dalam setiap umat maka diperlukan sikap saling toleransi . Sikap toleransi juga harus dimiliki dalam setiap diri manusia maupun seluruh agama sehingga terkesan tidak bebas. Sikap saling toleransi bisa menambahkan kerukunan umat, karena sikap saling toleransi bisa menumbuhkan sikap yang saling memahami, mengerti serta menghargai perbedaan yang ada dalam setiap umat. Sehingga tidak akan terjadi gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan pertikaian. Ketiga, dialog antar agama._Dialog antar umat beragama merupakan dialog dari berbagai pihak kalangan agamawan.

Disatu sisi adalah untuk mengungkapkan pandangn agama sendiri secara tepat, dan disisi lain adalah untuk mendengarkan pandangan mitra dialog mereka secara terbuka. Dialog anatr umat agama bukanlah ajang untuk berdebat, dialog agama bisa saling belajar satu dengan yang lainnya mengenai pengalaman kehidupan beragama yang mereka anut. Perbedaan agama dapat diberikan jalan dengan melakukan dialog.

Dialog antara agama juga proses pengkomunikasian kerjasama anatara umat beragama yang tidak dapat dipisahkan. Sebab salah satu bagaian dari kerukunan antar umat adalah perlu dilakukannya dialog antar agama. Dalam rangka kerukunan setiap penganut sudah tentu harus memahami agamanya masing-masing dan menyadari perbedaan-perbedaan dalam beragama.

Untuk memahami keragama perbedaan keagamaan paling tidak memiliki tiga pendekatan yang harus digunakan yaitu: teologis, politis, dan sosio kultural. Pengunaan dari setiap pendekatan-pendekatan tersebut jelas digunakan dalam suatu dialog. Oleh karena itu diperlukan beberapa prinsip dasar, rinsip dasar tersebut, biasanya dimiliki dari setiap agama masing-masing.

Bisa juga dari dasar pengalaman pribadi dari dalam diri manusia. Baik pengalaman langsung maupun pengalaman atas dasar memahami fenomena beragama._ Ke empat, kerja sama dalam kehidupan sosial._Kerja sama dalam kehidupan sosial merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa kerja sama antar agama yang dapat dilakukan adalah: bekerja sama antar agama dalam memberantas narkoba, berkerja sama untuk pemberantasan judi, bekerja sama dalam pemberantasan pornografi dan bekerja sama dalam pemberantasan kriminalitas untuk mensejahterakan kehidupan sosial.

Kerja sama dalam bidang sosial ini tentu sangat berguna bagi perkembangan, kemajuan dan kesejahteraaan kehidupan bagi berbagai bangsa dan negara. Islam dengan agama-agama lain tidak harus saling bermusuhan. Dengan adanya kerja sama dalam kehidupan sosial makan kehidupan manusia akan menjadi damai, perlu juga diadakan kegaitan-kegiatan yang positif antar agama yang mendungan adanya rasa kekeluargaan tanpa pandang latar belakang suku, ras, agama tanpa adanya merusak akidah agama tetapi tetap bisa merasakan manfaatnya secara bersama.

Kerukunan umat beragama sangat diperlukan, agar bisa menjalani kehidupan bangsa dan bermasyarakat di bumi dengan damai, sejahtera dan jauh dengan kecurigaan-kecurigaan dari kelompok-kelompok lain. Dengan demikian, maka agenda-agenda kemanusian yang seharusnya dilakukan dengan kerja sama antar agama seperti pemberantasan kemsikinan, emmerangi kebodohan, membentuk pemerintahan yang bersih, mencegah korupsi, serat memajukan bangsa dan mensejahterakan bangsa dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya._

Dengan adanya unsur-unsur kerukunan umat maka diharapkan setiap umat untuk mejaga kerukunan dan juga jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maka akan tercapai. Didasari dengan saling mentoleransi, saling mengerti, saling menghormati dalam sesama beragama. Peran Pendidikan Islam dalam Mewujudkan Kerukunan Umat Berdasarkan pemaparan pendidikan islam dan pemaparan kerukunan umat dapat dipahami bahwa keduanya sangat berkaitan antara satu dengan yang lain.

Yaitu bahwa pendidikan islam mengajarkan ajaran tentang islam yang disitu berlandaskan hukum Al-quran dan hadis, sedangkan kerukunan umat mengajarkan bagaimana sebagai umat harus saling menghargai, mentoleransi, menghormati agama lain. Pendidikan islam merupakan lembaga pendidikan islam yang tidak dapat dipisahkan dari lingkungan masyarakat, dan begitupun sebaliknya masyarakat juga tidak bisa lepas dari pendidikan islam, karena keduanya saling berkaitan.

Lembaga pendidikan islam memiliki peran penting dan tangung jawab besar untuk melakukan dan menanamkan nilai-nilai dasar serta unsur-unsur untuk terciptanya kerukunan umat. Penanaman nilai-nilai kerukunan ddalam hal ini yang dipandang paling strategis adalah melalui lembaga pendidikan. Oleh karena itu setiap lembaga istitusi pendidikan khususnya pendidikan islam memliki peranan penting dalam menanamkan nilai-nilai kerukunan.

Dan sudah sepatutnya memasukkan term pendidikan kerukunan sebagai bagian dari sistem pendidikan islam yang berjalan dilembaga masing-masing. Di era globalisasi sekarang ini, masyarakat harus mau hidup berdampingan dalam lingkungan sosial yang plural. Jika kita menyadari akan realitas kehidupan beragama yang ada di indonesia, maka pembinaan pemikiran sikap harus dimulai sejak dini.

Untuk memberikan basis perubahan yang kuat maka, pembinaan dapat dilakukan disekolah melalui perubahan sistem penyelenggaraan pendidikan islam. Penanaman nilai-nilai agama harus dilakukan dalam satu proses yang dimulai dengan pemberian dasar pengetahuan agama dan terciptanya fungsi agama. Dalam masyarakat kehidupan umat beragama seolah-olah tidak mengenal yang namanya toleransi, karena ajaran yang sering diajarkan oleh beberapa tokoh agama atau guru agama dengan pendidiknya. Terkadang kecenderungan memberikan kesan dan pengertian yang kurang memberikan tempat bagi toleransi antar umat.

Upaya dalam menjaga kerukunan umat tidak dapat dengan sambil lalu saja. Dalam konteks tersebut pendidikan islam harus mampu merespon situasi ini dengan langkah yang dapat menanamkan atau mensosialisasikan konsep islam tentang kurukunan hidup agama.

Kepada anak-anak didik bahkan harus dipertegas bahwa islam merupakan agama yang cinta perdamaian, karena subtansi dari islam sendiri itu adalah perdamaian dan tidak adanya pemaksaaan. Urgensi terhadap masalah pendidikan agama, sangat besar kaitannya dengan masalah toleransi beragama. Dalam masalah ini pendidikan islam justru harus mampu menyumbangkan pola pemupukan toleransi antarumat beragama dan peningkatan kerja sama dalam menanghadapi masalah-masalah sosial. Pendidikan islam pada dasarnya adalah mengembangkan pembentukan prilaku. Tidak ada juga pendidikan agam tanpa pembentuka prilaku dan budi pekerti yang luhur.

Oleh karena itu sikap pendidikan islam terhadap pemeluk agama lain sangat berpengaruh terhadap sikap, dalam menghadapi pemeluk agama lain. Melalui pendidikan islam kepada siswa maupun masyarakat dapat ditanamkan pemahaman bahwa untuk senantiasa mencari titik temu dan menonjolkan kesamaan dengan umat lain.

Disini tidak dianjurkan untuk menonjolkan sebuah perbedaan, tetapi dengan semua kearifan justru harus berusaha mengeliminasikan perbedaan-perbedaan yang ada dan untuk dipersoalkan dalam mewujudkan kerjasama-kerjasama masyarakat maupun kelompok bahkan bangsa. Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat diambil benang merah, bahwa pendidikan islam penting dalam terwujudnya kerukunan umat.

Dalam pendidikan islam sendiri mengajarkan bagaimana harus bersikap toleransi, menghormati, menghargai agama setiap individu maupun kelompok. Didalam islam juga tidak mengandung unsur pemaksaan. Dengan kata lain pendidikan islam mengajarkan kepada umatnya untuk saling menjalin kerjasama, terhadap umat lain, dalam mewujudkan kestabilitasan sosial, sehingga terciptalah kerukunan umat. Kesimpulan pendidikan islam adalah sebuah suatu aktivitas yang tidak bersifat instan.

Yang maksutnya adalah sebuah upaya untuk meyeimbangkan, mendorong, serta mengajak manusia untuk lebih maju berdasarkan perkembangan zaman dan nilai-nilai luhur dan kehidupan ang telah mulai sehingga terciptalah bentuk pribadi yang sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, jasmani, maupun rohani. pendidikan islam bisa di jadikan wadah suatu proses pembentukan generasi muda yang untuk memenuhi tujuan hidup dan menjalankan kehidupannya secara lebih baik, efektif, dan efesien.

Di samping itu juga pendidikan islam juga memiliki tujuan untuk membentuk membentuk manusia agar mempunyai kualitas yang tinggi baik di bidang akademik maupun non akademik serta mempunyai kualitas yang tinggi dalam bidang sosial. Lebih tepatnya adalah terbentuknya insan kamil. Berdasarkan rumusan tersebut menunjukkan bahwa pendidikan islam mempunyai tujuan yang luas dan dalam.

Sebanyak dan sedalam kebutuhan masyarakat sebagai makhluk individu dan makhluk sosial yang memiliki jiwa yang berlandaskan oleh nilai-nilai ajaran agama. Pendidikan islam juga memiliki tujuan untuk menumbuhkan pola pemikiran dan kepribadian manusia yang seutuhnya melalui latihan kejiwaan, kecerdasan otak, penalaran, perasaan, dan indra. Pendidikan harus melayani perkembangan manusia dalam semua aspeknya, baik aspek spiritual, intelektual, imajinasi, ilmiah, maupun bahasa.

Pendidikan islam harus menunjang dan mendorong semua aspek kearah keutamaan serta tercapainya kesempurnaan hidup. Kerukunan umat adalah suatu sikap atau sifat yang terdapat pada diri seseorang untuk membiarkan kebebasan kepada orang lain serta memberikan kebenaran atas perbedaan atas perdebatan sebagai pengakuan hak asasi manusia.

Kerukunan diartikan adanya suasana persaudaraan dan kebersamaan antar umat meskipun mereka berbeda-beda secara suku,rasa, agama, budaya. Kerukunan juga bisa bermakna suatu proses untuk mejadi rukun lagi karena sebelumnya ada ketidak rukunan serta kemampuan dan kemauan untuk hidup bersama secara damai dan tentram. Daftar Pustaka Artis. “Kerukunan dan Toleransi Antar Umat Beragama.” UIN Suska Riau 3, no. 1 (2011). Azkar, Muh.

“Peran Guru dalam Membina Kerukunan Umat Beragama (Studi Kasus Pengembangan Kompetensi Sosial Guru Pendidikan Agama Islam SMAN I Pemenang Lombok Utara.” EL-HIKMAH 9, no. 2 (n.d.): 2015. Diana, Nirva. “Pendidikan Kerukunan Hidup Umat Beragama Di Sekolah Dasar Berbasis Model Pembelajaran Terpadu Jaring Laba-Laba (Studi Pasa SD Al-Kautsar Bandar Lampung).”

Jurnal Analisis 13, no. 2 (2013). Gaffar, Irfan Abd. “KURIKULUM DAN MATERI PENDIDIKAN ISLAM.” HUNAFA: Jurnal Studia Islamika 3, no. 1 (2006): 37–52. Hadi, Mukhtar. “Hakikat Sistem Pendidikan Islam.” Tarbawiyah Jurnal Ilmiah Pendidikan 10, no. 02 (2017): 32–48. Hertina. “Toleransi Upaya Mewujudkan Kerukunan Umat Beragama.” TOLERANSI 1, no. 2 (2009). juandi. “kerukunan umat beragama dalam perspektif islam.” akademika 18, no. 2 (2013). khotimah. “dialog dan kerukunan antar umat beragama.”

jurnal ushuludin 17, no. 2 (2011). Muhdina, Darwis. “Kerukunan Umat Beragama Berbasis Kearifan Lokal Di Kota Makassar.” Jurnal Diskursus Islam 3, no. 1 (2015). Mustofa, Syaiful. “PENDIDIKAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF PESANTREN (ANTARA IDEALITA DAN REALITA DI ERA MODERN).” el-hikmah, 2013. Rahmaniah, Aniek. “PENDIDIKAN ISLAM DAN MUNCULNYA GERAKAN SOSIAL ISLAM INDONESIA.” el-hikmah, 2013. Yahya, M. Slamet. “Pendidikan Islam Pendidikan Islam,” n.d.



INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
0% - Empty
0% - https://surieyorei.wordpress.com/
0% - https://www.scribd.com/doc/142122130/Pen
0% - https://asefts63.wordpress.com/materi-pe
0% - https://suaraatr2025.wordpress.com/page/
0% - http://repository.upi.edu/8542/
0% - http://berandailmuperpustakaan.blogspot.
0% - http://perawat-kreatif.blogspot.co.id/20
0% - http://septian-septiancom.blogspot.com/f
0% - http://jcpa.org/article/the-future-of-je
0% - http://kabunvillage.blogspot.com/2011/09
0% - http://www.academia.edu/19261471/Crisis_
0% - https://www.scribd.com/document/24668148
0% - http://www.armyg1.army.mil/eo/docs/tc26-
0% - https://www.scribd.com/document/33380809
0% - http://www.academia.edu/10025214/TAFSIR_
0% - https://www.kompasiana.com/rakyatjelata/
0% - http://jeo9.blogspot.co.id/
0% - http://isbdyusankurniawan.blogspot.com/
0% - http://sampaiujungpelangi.blogspot.co.id
0% - https://www.researchgate.net/publication
0% - http://gloria-suter.blogspot.com/2012/04
0% - http://myblogjooandy.blogspot.com/2015/1
0% - https://www.scribd.com/document/34304631
0% - http://makalahcyber.blogspot.co.id/2012/
0% - http://www.islamcendekia.com/2013/12/con
0% - http://garasighaliya.blogspot.co.id/2010
0% - http://eprints.uny.ac.id/22818/5/BAB%20I
0% - http://berandailmuperpustakaan.blogspot.
0% - http://perawat-kreatif.blogspot.co.id/20
0% - http://kawasanpendidikan.blogspot.com/20
0% - http://tantrijuniahasnah.blogspot.com/
0% - http://www.academia.edu/12655296/proposa
0% - https://www.scribd.com/document/34664453
0% - http://indonesian.irib.ir/islam/al-quran
0% - http://makalah85.blogspot.co.id/2009/01/
0% - https://id.m.wikipedia.org/wiki/Daerah_K
0% - https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia
0% - https://www.scribd.com/document/19677207
0% - https://www.scribd.com/document/36015042
0% - https://www.scribd.com/doc/309105429/Pot
0% - http://muhidingambut.blogspot.com/2012/0
0% - http://globallavebookx.blogspot.co.id/20
0% - http://suherlicentre.blogspot.com/feeds/
0% - http://kumpulanskripsidanartikel.blogspo
1% - http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.p
0% - https://insansalsabila.wordpress.com/201
0% - http://mibinaummah.blogspot.co.id/
0% - http://tesytriedesyani.blogspot.co.id/20
0% - https://id.wikipedia.org/wiki/Institut_S
0% - http://awik87.blogspot.com/2010/07/menin
1% - http://www.sarjanaku.com/2013/03/tujuan-
0% - http://catatankuliahmi.blogspot.com/2013
0% - http://muhammadnambin.blogspot.com/2013/
0% - http://karyailmiah-irfan.blogspot.co.id/
0% - https://khoirulyudislam.blogspot.com/
0% - http://ahyar-fadly.blogspot.com/2011/09/
0% - http://fajar-files.blogspot.com/2007/02/
0% - http://www.fauzinesia.com/2012/
0% - http://www.anekamakalah.com/2012/04/pesa
0% - http://mujahidinmudaa.blogspot.com/2014/
0% - https://thecastoenmakalah.blogspot.com/2
0% - https://es.scribd.com/document/74681124/
0% - http://blognyararatatanana.blogspot.com/
0% - http://docplayer.info/47119292-Strategi-
0% - https://irpan1990.wordpress.com/2011/07/
0% - http://kuliyyatul.blogspot.com/2013/03/p
0% - https://marucill83.wordpress.com/categor
0% - https://id.wikipedia.org/wiki/Institut_A
1% - http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.p
0% - https://www.radenintan.ac.id/detil/82379
0% - http://studylibid.com/doc/17502/docx---j
0% - http://karyaulama.blogspot.com/2008/01/i
1% - http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.p
0% - https://documents.mx/documents/zainal-ab
0% - http://docplayer.info/40367686-Lembaga-l
0% - http://mudah-bahasaindonesia.blogspot.co
0% - https://www.scribd.com/doc/214363742/Kon
0% - http://cyonsa91.blogspot.com/2012/04/jur
0% - http://docplayer.info/46939839-Kepemimpi
0% - http://santoson111.blogspot.com/2015/09/
0% - http://hadirukiyah2.blogspot.com/2010/01
0% - http://bagshinseogenk.blogspot.co.id/201
0% - http://pon-pestnurululumgilirajasumenep.
0% - http://laelawardana.blogspot.com/2015/10
0% - https://www.scribd.com/document/32962049
0% - https://mafiadoc.com/hukum-waris-islam-d
0% - https://makalahtentang.wordpress.com/cat
0% - http://sopiatunnahwiyah.blogspot.com/fee
0% - https://suryadilaga.wordpress.com/author
0% - https://www.scribd.com/document/52853341
0% - https://happyblueworld1108.blogspot.co.i
0% - https://harunalrasyidleutuan.wordpress.c
0% - http://ekonominator.blogspot.co.id/2016/
0% - https://www.scribd.com/doc/48271984/Kelo
0% - https://carapedia.com/undang-undang/2004
0% - http://nunung-kyeopta.blogspot.com/2012/
0% - https://www.scribd.com/document/34424839
0% - http://ueu5483.weblog.esaunggul.ac.id/20
0% - https://www.scribd.com/document/34534592
0% - http://musliadiuhamka.blogspot.co.id/201
0% - http://www.academia.edu/8799827/Makalah_
0% - https://suaraatr2025.wordpress.com/page/
0% - https://www.scribd.com/doc/242951543/Ker
0% - https://www.scribd.com/document/36425964
0% - http://www.academia.edu/12747932/Kerukun
0% - https://imronfauzi.wordpress.com/2008/06
0% - https://belajargo.wordpress.com/2013/03/
0% - https://issuu.com/sijori/docs/haluankepr
0% - http://www.x3-prima.com/2009/06/pembangu
0% - http://alfianasdianto.blogspot.com/2012/
0% - https://duniadakwahdotcom.wordpress.com/
0% - http://www.academia.edu/4732686/Pengerti
0% - https://www.scribd.com/doc/300000112/Sem
0% - http://wartasejarah.blogspot.co.id/2016/
0% - http://mudah-bahasaindonesia.blogspot.co
0% - http://taufiknurohman25.blogspot.co.id/2
0% - http://makalah-kampus.blogspot.com/feeds
0% - http://almunawarnur.blogspot.com/2012/10
0% - https://www.forum.or.id/threads/dharma-w
0% - https://www.scribd.com/doc/200602826/BEM
0% - https://guruilmu.wordpress.com/2011/08/1
0% - http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.ph
0% - https://ppkn34.files.wordpress.com/2014/
0% - http://imronfiaub.blogspot.com/
0% - https://www.kompasiana.com/markus.simanj
0% - https://www.scribd.com/document/26118926
0% - https://www.scribd.com/document/55887994
0% - https://alifaiunisda.wordpress.com/2009/
0% - https://andinuzul.wordpress.com/
0% - http://bankmakalah-id.blogspot.co.id/201
0% - https://issuu.com/ptkpost/docs/20022010
0% - https://www.scribd.com/doc/82020013/Tole
0% - https://news.detik.com/berita/3033459/te
0% - https://www.scribd.com/document/67432821
0% - https://issuu.com/ptkpost/docs/05072011
0% - https://mysetetestinta.blogspot.com/2016
0% - http://ekanurulhidayatii.blogspot.com/20
0% - http://www.academia.edu/3375142/PENDIDIK
0% - http://annadewi.note.fisip.uns.ac.id/
0% - http://www.academia.edu/15830768/MEWUJUD
0% - http://imronmangkang.blogspot.co.id/2013
0% - http://dealfyrangga.blogspot.com/feeds/p
0% - https://www.scribd.com/doc/171105512/bim
0% - https://edisugianto.wordpress.com/2011/0
0% - http://www.academia.edu/22157172/Dialog_
0% - https://asuhankeperawatankesehatan.blogs
0% - http://zhuyavabel.blogspot.co.id/2012/04
0% - https://ahlikomunikasi.wordpress.com/201
0% - https://issuu.com/haluan/docs/hln111016
0% - https://www.scribd.com/document/13486308
0% - http://aditdutmutz.blogspot.com/2011/04/
0% - http://djamilawaludin.blogspot.co.id/201
0% - https://issuu.com/haluan/docs/hln030812
0% - https://issuu.com/media.andalas/docs/epa
0% - http://imadiklus.com/tipe-tipe-kelompok-
0% - https://issuu.com/balitbang/docs/inovasi
0% - https://www.scribd.com/document/36123411
0% - http://banjirembun.blogspot.com/2017/03/
0% - https://www.scribd.com/document/35501544
0% - https://metafisis.net/2013/04/27/wawanca
0% - https://ekos95.wordpress.com/2015/08/18/
0% - https://alkautsarkalebbi.wordpress.com/2
0% - http://kumpulantentangpuisi.blogspot.co.
0% - http://aisyahrama.blogspot.com/feeds/pos
0% - https://lsmgmbibandung.wordpress.com/201
0% - http://cyonsa91.blogspot.com/2012/04/jur
0% - https://www.scribd.com/doc/232824445/9MO
0% - http://sumedgang.blogspot.com/2012/05/pe
0% - https://elitasuratmi.wordpress.com/page/
0% - http://makalahmeza.blogspot.com/2012/03/
0% - https://www.scribd.com/document/26849641
0% - https://agamabuddhaindo.wordpress.com/ca
0% - https://www.scribd.com/document/36807043
0% - http://kumpulanberbagaimakalah.blogspot.
0% - http://buletin-narhasem.blogspot.com/fee
0% - https://kadecugucujaguhorid.cf/3ebb4445d
0% - http://ariantiyoulie.blogspot.com/2013/1
0% - https://lunayahasna.wordpress.com/2012/0
0% - https://ridaingz.wordpress.com/category/
0% - http://nunung-kyeopta.blogspot.co.id/201
0% - https://ilmucerdas.wordpress.com/profil/
0% - https://www.scribd.com/doc/193226620/1-B
0% - http://studi-agama-islam.blogspot.com/20
0% - https://hmasoed.wordpress.com/category/b
0% - https://id.wikipedia.org/wiki/Institut_S
0% - http://awik87.blogspot.com/2010/07/menin
1% - http://www.sarjanaku.com/2013/03/tujuan-
0% - https://pkbmdaruttaklim.files.wordpress.
0% - http://sanwasisan.blogspot.co.id/2016/10
0% - http://fauziaresty.blogspot.com/2011/07/
0% - https://makalah-ibnu.blogspot.com/2011/0
0% - http://1nspirationforyou.blogspot.com/20
0% - https://suaraatr2025.wordpress.com/page/
0% - http://download.portalgaruda.org/article
0% - http://library.um.ac.id/free-contents/sa
0% - http://islamuna-adib.blogspot.com/2010/0




[1]Mukhtar Hadi, “Hakikat Sistem Pendidikan Islam,” Tarbawiyah Jurnal Ilmiah Pendidikan 10, no. 02 (2017): 35.
[2]M. Slamet Yahya, “Pendidikan Islam Pendidikan Islam,” n.d., 3.
[3]Aniek Rahmaniah, “Pendidikan Islam Dan Munculnya Gerakan Sosial Islam Indonesia,” el-hikmah, 2013, 199.
[4]Syaiful Mustofa, “Pendidikan Islam Dalam Perspektif Pesantren (Antara Idealita Dan Realita Di Era Modern),” el-hikmah, 2013, 135.
[5]Hadi, “Hakikat Sistem Pendidikan Islam,” 42.
[6]Yahya, “Pendidikan Islam Pendidikan Islam,” 3.
[7]Irfan Abd Gaffar, “Kurikulum Dan Materi Pendidikan Islam,” HUNAFA: Jurnal Studia Islamika 3, no. 1 (2006): 40.
[8]Artis, “Kerukunan dan Toleransi Antar Umat Beragama,” UIN Suska Riau 3, no. 1 (2011): 2.
[9]Nirva Diana, “Pendidikan Kerukunan Hidup Umat Beragama Di Sekolah Dasar Berbasis Model Pembelajaran Terpadu Jaring Laba-Laba (Studi Pasa SD Al-Kautsar Bandar Lampung),” Jurnal Analisis 13, no. 2 (2013): 6.
[10]Darwis Muhdina, “Kerukunan Umat Beragama Berbasis Kearifan Lokal Di Kota Makassar,” Jurnal Diskursus Islam 3, no. 1 (2015): 2.
[11]Artis, “Kerukunan dan Toleransi Antar Umat Beragama,” 8.
[12]Artis, 8.
[13]Artis, 9.
[14]Juandi, “Kerukunan Umat Beragama Dalam Perspektif Islam,” Akademika 18, No. 2 (2013): 9.
[15]Juandi, 10.
[16]Hertina, “Toleransi Upaya Mewujudkan Kerukunan Umat Beragama,” TOLERANSI 1, no. 2 (2009): 3.
[17]Hertina, 6.
[18]juandi, “kerukunan umat beragama dalam perspektif islam,” 10.
[19]khotimah, “Dialog Dan Kerukunan Antar Umat Beragama,” jurnal ushuludin 17, no. 2 (2011): 84.
[20]juandi, “kerukunan umat beragama dalam perspektif islam,” 12.
[21]Muh. Azkar, “Peran Guru dalam Membina Kerukunan Umat Beragama (Studi Kasus Pengembangan Kompetensi Sosial Guru Pendidikan Agama Islam SMAN I Pemenang Lombok Utara,” EL-HIKMAH 9, no. 2 (n.d.): 31.

Comments